bc

Dragon's Requiem

book_age18+
90
FOLLOW
1K
READ
adventure
revenge
independent
brave
tragedy
serious
ambitious
supernature earth
special ability
knight
like
intro-logo
Blurb

Kleigh Cassander harus merelakan tangan kirinya digigit oleh seekor naga yang telah meluluhlantakan desanya sampai menjadi abu. Dia yang termakan dendam memutuskan untuk berlatih pedang dan bermimpi untuk menjadi seorang Kesatria Suci, di mana Kleigh bisa mengikuti perang untuk menghadapi langsung kaum naga.

Perjalanannya sama sekali tidak mudah, tubuhnya yang cacat selalu mendapat pandangan sebelah mata dari banyak orang. Kleigh menjalin hubungan pertemanan dengan banyak orang, dan satu per satu hubungan itu membawa dirinya menuju akhir yang sangat tidak terduga.

Mampukah Kleigh tetap bertahan di tengah badai kehancuran yang selalu mengikuti perjalanannya menjadi Kesatria Suci dan seorang pahlawan?

chap-preview
Free preview
Bagian 01: Kleigh dan Ramalan Langit
Suara pintu yang berderit terdengar keras dari arah salah satu gubuk jerami yang saling berjejer. Dari balik pintu kayu itu, muncul seorang anak laki-laki dengan pakaian yang masih kelonggaran dan wajah yang sumringah. Ia buru-buru ke luar dan mengenakan sandal jerami miliknya yang ia anyam sendiri. Hari ini akhirnya ia datang, begitu pikirnya. Dia berlari melewati pagar batu rendah yang mengelilingi gubuk yang menjadi tempat bernaungnya selama empat belas tahun terakhir dan berjalan ke pohon besar di alun-alun desa, menuju ke kerumunan orang yang sudah ada di sana sejak pagi buta. “Lihatlah! Ini karpet dari Selatan, mereka bilang hanya anak dari dewa yang mampu mengendarainya dan melaju kencang di udara. Jangan lupakan ini, tembikar giok dari Timur, lihatlah baik-baik, kau akan menemukan rahasia untuk awet muda di sana. Oh, Nyonya! Jangan sentuh kain sutera ini, kau tahu ini saaangat berharga. Bahkan ginjalmu saja tak mampu menebusnya.” Seorang pria duduk di bawah pohon bersama barang dagangannya yang digelar di sekelilingnya. Wajah keriput, janggut putih, dan salah satu mata yang ditutup menggunakan kain hitam. Tidak ada yang tidak mengenal pria itu di sini, Kazzam si pedagang petualang. Kabarnya, dia sudah menjelajahi seluruh dataran yang ada di Solearth—nama dunia yang mereka tinggali, dan bertemu dengan banyak makhluk yang aneh. Tidak ada yang tahu apakah itu benar-benar kenyataan atau hanya bualan kosong si pedagang tua. Namun, satu hal yang pasti, kisah petualangannya selalu menarik untuk didengarkan di bawah cerahnya langit siang hari. Kleigh menembus kerumunan orang-orang dan menampakan wajahnya yang sangat antusias di hadapan Kazzam. “Paman! Apa kau mempunyai cerita petualangan yang baru? Ceritakan padaku!” Kazzam menahan napasnya saat melihat penampakan bocah laki-laki itu, Kleigh adalah pendengar setia dari ratusan kisah yang ia bawa dari desa ke desa lainnya. Mata Kleigh yang berbinar-binar saat mendengarkan untaian kalimat dari mulutnya membuat mereka menjadi teman dekat dalam waktu yang singkat. “Sabarlah, Nak. Biarkan pamanmu yang tua ini untuk menjual beberapa barang dagangannya. Nyonya, anda mau beli atau tidak? Jangan dipegang-pegang terus, nanti kemurnian teko giok itu akan hilang.” Dia berbalik dan memarahi seorang wanita yang tengah penasaran dan memegang barang-barang dagangannya. Merasa dipermalukan, wanita dengan topi jerami di kepalanya tersebut meletakan teko di tangannya dengan kasar dan berdiri angkuh. “Kemurnian, konon. Ini hanya teko keramik biasa, tetapi dia menjualnya dengan harga selangit. Tidak akan ada yang mau membelinya, humph! Dasar pedagang licik. Ayo pergi.” Kerumunan itu perlahan bubar, menyisakan beberapa orang yang masih melihat-lihat dan Kleigh yang setia duduk di samping Kazzam untuk menanti ceritanya yang lain. Kazzam mengusap peluhnya. “Berdagang memang sulit,” gumamnya. Dia lalu menatap Kleigh dengan pandangan jengah. “Baiklah, baiklah! Berhenti menatapku seperti anak anjing yang meminta makan. Sekarang, katakan padaku, Nak, kisah mana yang ingin kau dengar kali ini.” “Kisah tentang Pahlawan Kesatria Suci. Teman-temanku yang pergi ke akademi dasar mengatakan bahwa kisah Pahlawan Kesatria Suci sangat dan saaaangat menakjubkan, apa kau mau menceritakannya padaku, Paman Kazzam?” pinta Kleigh. Dia adalah yatim piatu yang tinggal sendirian. Bayi Kleigh ditemukan di gerbang masuk desa Landshire oleh seorang petani yang tinggal di sana. Sejak saat itu, Kleigh kecil hingga remaja dirawat secara bergantian oleh penduduk desa. Meskipun demikian, tetap saja Kleigh tidak pernah merasakan kebahagiaan seperti anak-anak lainnya yang tinggal bersama orang tua mereka atau pun pergi bersekolah dan mendapat teman baru di akademi dasar. Kleigh tidak terlalu mempermasalahkannya, toh, ia masih punya Paman Kazzam yang bisa menceritakan banyak hal menarik untuknya. “Kesatria Suci ya … apa kau ingin menjadi seorang pahlawan, Kleigh?” Kazzam bersandar di batang pohon yang menaungi mereka berdua. Sepoi-sepoi angin siang hari menelusup di antara dedaunan dan menggelitik daun telinga Kleigh. Kini hanya tinggal mereka berdua, penduduk desa lainnya sudah pergi tanpa berminat untuk membeli satu pun barang dagangan milik pria tua dan lusuh itu. “Apa pahlawan itu orang yang keren, Paman?” tanya bocah laki-laki berumur empat belas tahun tersebut. Kazzam mengangguk. “Tentu saja, pahlawan adalah julukan untuk seseorang yang paling keren dan hebat. Dia adalah penyelamat hidup banyak orang. Pahlawan adalah seseorang yang berani mengorbankan nyawanya untuk membantu orang lain. Aku tahu sebuah kisah pahlawan yang mungkin akan memuaskan rasa penasaranmu, apa kau siap untuk mendengarnya, Nak?” Kleigh mengangguk cepat. “Tentu saja.” Pria tua itu memulai kisahnya yang lain. Awalnya hanya Kleigh yang mendengarkan, tetapi perlahan muncul satu per satu anak lainnya yang penasaran dengan cerita yang dibawa oleh pedagang petualang tersebut dan mulai mengerumuni mereka berdua. Hal itu mengundang kerumunan yang lain dan Kazzam mendapat banyak pelanggan yang mau membeli barang dagangannya. Alhasil, kisah yang dituturkannya menjadi pintu untuk pundi-pundi uang miliknya. Senja tiba dengan cepat, barang dagangan Kazzam hanya tersisa setengah dari seluruh bawaannya. Barang-barang dagangannya kini berganti dengan sekantong penuh koin emas Drachma—mata uang yang digunakan di Earusia. “Berdagang memang menyenangkan!” pekiknya senang. Ia sedang membereskan seluruh bawaannya ke dalam tas miliknya. Kleigh juga ikut membantu. Kazzam yang melihat bocah laki-laki itu lalu melemparkan lima keping Drachma ke arahnya. Dia mengedipkan sebelah mata. “Karena sudah membantuku menjual separuh barang daganganku.” Kleigh sumringah saat menggenggam lima keping Drachma tersebut. Dengan uang itu dirinya bisa makan enak selama seminggu ke depan. “Terima kasih, Paman. Ah, biar kubantu memasukan barang-barangmu yang lain.” Kleigh mengambil salah satu tas yang masih kosong dan mulai memasukan benda seperti tongkat dengan ukiran ular, buku mantera kuno, dan sebuah bola kristal yang sudah retak. Kleigh sedikit tertarik pada bola kristal yang diselimuti oleh Nen—energi kehidupan atau aura, sumber kekuatan utama Midlings. Saat tangannya menyentuh bola kristal tersebut, tiba-tiba sengatan listrik muncul dan membuat Kleigh terpental ke belakang. “Nak!” panggil Kazzam. Dia hendak menghampiri Kleigh untuk membantunya sebelum sengatan listrik di bola kristal yang tadi keluar dan menembus ke balik awan. Langit senja yang awalnya berwarna oranye kemerahan tiba-tiba saja menjadi mendung dan penuh dengan sambaran petir yang menggelegar. Kejadian aneh itu membuat seluruh penduduk desa Landshire ketakutan. Kazzam langsung menghampiri Kleigh dan membantunya untuk berdiri. “Kau tidak apa-apa?” Kleigh mengangguk lemah, ia menunjuk langit yang seolah tengah marah tersebut. “Apa yang sebenarnya terjadi, Paman?” “Entahlah, aku juga tidak—” “DARAH. KEMATIAN. SISIK NAGA. PAHLAWAN YANG CACAT. TRAGEDI AKAN TERULANG KEMBALI. KEDAMAIAN AKAN HILANG DARI TANAH PARA PENDOSA. KETIKA TANAH YANG HILANG BERTEMU KEMBALI DENGAN TUANNYA, GERBANG MASA LALU AKAN TERBUKA SEKALI LAGI.” Kleigh merasakan seluruh tubuhnya merinding hebat. Suara menggelegar yang berasal dari langit itu langsung terngiang-ngiang di kepalanya, seperti sebuah ramalan yang sudah dipastikan akan terjadi di masa depan. Langit kembali normal, seluruh awan hitam dan petir yang mengelilinginya menghilang tanpa jejak. Sengatan listrik tadi kembali ke dalam bola kristal yang terjatuh di tanah dan menguap begitu saja. Seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Namun, satu hal yang pasti, Kleigh dan semua orang di desa tahu bahwa ‘sesuatu’ sudah mulai mengintai kehidupan damai mereka.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.3K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
8.8K
bc

Kembalinya Sang Legenda

read
21.7K
bc

Time Travel Wedding

read
5.3K
bc

Romantic Ghost

read
162.3K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
3.1K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook