[Author’s POV] “A-aku tidak mau berpisah dengan Kak Kleigh! Aku mau ikut dengannya!” Orang pertama yang memecahkan kecanggungan itu adalah Rain dengan mata memerah menahan tangis sambil memeluk erat Kleigh. Dia mendengar rencana tentang penempatan di sebuah yayasan agar ia bisa bersekolah dan hidup dengan baik, itu sangat bagus … bahkan Rain belum pernah menyicip bangku sekolah sejak lahir. Namun, jika ia sendirian lagi, maka semua itu tidak akan ada artinya! “Rain, dengarkan aku—” “Tidak! Tidak, tidak, tidak!” Rain menggelengkan kepala terus-menerus meski Kleigh berusaha menjelaskan secara rasional bahwa gadis cilik itu tidak akan bisa ikut dalam rombongan mereka. Kleigh juga maklum, bocah di depannya ini masih sangat muda untuk mengerti tentang hal-hal seperti mandiri dan tanggung j

