Tepat di tengah malam, mata Naysila akhirnya terbuka. Ia tidak terkejut mendapati dirinya berada di rumah sakit. Pun melihat kedua orang tuanya tertidur di kamar itu. Ibunya ada di ranjang tambahan yang Naysila yakini merupakan permintaan dari sang ayah sendiri, sementara ayahnya tertidur di kursi yang ada di samping ranjangnya. Naysila terisak dalam diam. Perlahan kilasan-kilasan sikapnya selama ini yang sungguh sangat keterlaluan melintas begitu saja di pelupuk matanya. Setelah sekian tahun, akhirnya ia mulai menyadari kesalahannya yang menurutnya pasti takkan termaafkan. "Mama, papa, maafkan Sila. Sila memang anak yang nggak tau diri dan nggak tau diuntung. Sila hanya bisa jadi beban dan sumber kesedihan kalian. Maafkan Sila," lirih Naysila dalam hati. Sebenarnya saat mengalami koma,