Delia turun dari mobil lebih dulu, ia masuk ke dalam rumah diikuti oleh Dirga. Tak sepatah pun lolos dari bibir masing-masing sejak keduanya meninggalkan arena futsal. Sampai kemudian, mereka bertemu Rima di ruang tengah dekat tangga menuju ke lantai dua. Delia menghentikan langkah demi menyapa ibu mertuanya. Begitu juga Dirga, mengucap salam pada sang mama tercinta. "Lho, tumben udah pulang, Ga. Gak jadi tanding futsalnya?" tanya Rima, netranya melirik sekilas pada jam yang menempel di dinding, tepat di atas lemari. Lemari transfaran itu tempat menyimpan semua koleksi kristal miliknya. "Baru jam lima lebih, biasanya sampe magrib, atau bahkan isya, kan?" Rima menatap putra dan menantunya bergantian. "Eum ... pulang duluan, Ma," jawab Dirga singkat tanpa berniat mengatakan alasannya. "P