"Yah, Teh Meli mau pulang? Ya, Teteh gak bisa Delia kerjain makan pete lagi dong. Jangan lama-lama, ya, di kampungnya." Delia memeluk wanita yang sudah ia anggap sebagai teman sekaligus saudara perempuannya itu dari samping. "Iya, Non, cuma sebentar aja. Nanti ke sini lagi. Non Delia maafin teteh, ya," ucap Meli. Ia mengusap-usap lengan nona-nya yang melingkar di depan lehernya. "Ih, kenapa minta maaf. Teteh gak ada salah, kok, sama aku. Aku yang harusnya minta maaf ke Teteh, pertama soal pete, tetep!" Delia terkekeh. "Kedua, soal kemarin, aku udah sensi sama Teteh, maafin, ya, lagi labil," tutur Delia tulus meminta maaf. "Duh kalo inget itu ... teteh juga salah, Non. Maaf," cicitnya. Delia melepaskan pelukan. "Teteh gak marah, kan, sama aku?" Meli menggelengkan kepala. Darren dal