Dibantu Pak Satpam, Dirga terpaksa mendudukan bokongnya di samping Shindya. Wanita itu sudah siaga di belakang kemudi mobil yang biasa Rima pakai. “Udah buruan jalan.” Intruksi Dirga ketika Shindya justru diam menatapnya sambil tersenyum. “Iya.” Shindya mengangguk antusias. “Aku pakein seatbelt nya ….” “Gak perlu. Gue bisa sendiri kali.” “O … oke.” Memaksakan senyumnya, Shindya mulai tancap gas. Hampir setengah perjalanan hanya diisi keheningan sampai akhirnya, Shindya memulai perbincangan. “Kamu kenapa diam aja, Ga?” “Pertanyaan yang gak perlu kamu tanyakan. Kenapa? Heum …? Ngebet banget mau jadi menantu Bagaskara sampai kamu merendahkan diri kamu sendiri kayak gini.” “Ga … ayolah. Gak ada Delia di sini. Gak ada hati yang perlu kamu jaga. Kamu senang juga, kan? Kalau boleh jujur, ak