Jack mengikuti mereka dari belakang. Pikirannya kalut tidak karuan. Setelah bertahun-tahun menutupinya, sekarang semua sepertinya tidak bisa disembunyikan lagi. Bukan tidak mau jujur, tapi dia selalu tidak punya keberanian mengaku salah di hadapan Nova. Takut dibenci, dijauhi, dan makin menyakiti gadis keecilnya itu. Jingga dan Max membawa Jack ke ruang santai di dekat balkon. Lantai sini sudah dikosongkan, jadi tidak akan ada orang lain yang akan berseliweran di sana. Jack duduk menunduk dengan wajah muram menahan malu. Belum lagi mengkhawatirkan kondisi Jeje. Takut kandungannya kenapa-napa setelah kena pukul mamanya barusan. Sementara Jingga menatapnya lekat. Tadinya dia tidak ingin ikut campur. Hanya mencari kesempatan yang tepat untuk bicara, supaya Jack segera menyelesaikan masalah