Lilya • 31

1047 Words

SEMALAM Lilya berkata, kalau masalah almarhumah kakaknya selesai, dia ingin pergi ke panti asuhan secepatnya. Jadi, pagi-pagi sekali Evan sudah memanggil Chris, kaki tangannya, untuk melaporkan semua kabar yang sudah dia dapatkan. Chris masih mengantuk saat sampai di rumahnya. Dandanannya tidak begitu bagus, kemeja kusut yang Evan yakini belum diganti dari semalam dan rambutnya yang acak-acakan tak kuasa membuat Evan menaikkan sebelah alis penuh pertanyaan. "Kamu pasti tahu, alasan kenapa aku memanggilmu sepagi ini?" tanyanya pada Chris yang kini memamerkan senyuman tipis. Pria itu menarik napas panjang, sebelum mengembuskannya perlahan. "Saya harus mulai menjelaskannya dari mana, Tuan?" tanyanya pada Evan yang terus menatapnya serius. "Sebenarnya, apa hubunganmu dengan Kenanga, Chris?

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD