Bab 4 : Melamar Pekerjaan

1056 Words
Juliet menatap Romeo dengan sedikit kesedihan, tapi ia tepis semua itu dengan sambil menyadarkan diri jika harusnya ia tidak berharap lebih kepada lelaki itu. Romeo terlihat bingung ketika melihat Juliet yang kini tiba-tiba melamun seolah memikirkan sesuatu. Lelaki itu menepuk pundak Juliet, mencoba menyadarkan wanita itu dari lamunannya. "Hei? Kau baik-baik saja?" Tanya Romeo. Juliet tersentak kaget, ia terlihat begitu kikuk tapi tetap berusaha untuk terlihat baik-baik saja. "Aku baik, kau mengatakan harus kembali, bukan? Maka pergilah aku bisa urus diriku dan juga terima kasih untuk bantuanmu ..." Ujar Juliet. "Baiklah, kalau begitu aku akan pergi. Jaga dirimu .." sahut Romeo. Lelaki itu pergi, meninggalkan Juliet seorang diri saja. Wanita itu tertunduk ia melihat ke dalam tas belanja yang Romeo bawa, tidak ada satupun yang kurang, lelaki itu benar-benar membeli semua yang Juliet katakan, bahkan Juliet baru menyadari jika Romeo juga membeli perda rasa sakit kepadanya. Wanita itu terharu, lama dia tidak merasakan kepedulian dari seseorang. Semenjak keluarganya bangkrut, Juliet hidup bagaikan dalam pengasingan, tidak ada uang peduli padanya atau prihatin pada kondisi yang ia alami. Juliet sempat putus harapan, saat itu andaikan Romeo tidak menyelamatkan dirinya maka ia akan benar-benar bunuh diri, terlalu lelah dan tertekan karena kehidupan yang ia jalani. *** Romeo sengaja mengemasi barang-barang perlahan-lahan aga dirinya tertinggal oleh guru-guru yang lain. Romeo sekali mencuri pandang ke arah Rainy yang juga terlihat masih sibuk merapikan meja kerja dan barang-barang miliknya. Saat semu guru sudah keluar menyisakan mereka berdua di ruang itu, Rainy menoleh menatap Romeo dengan nakal. Bibir yang di gigit kecil serta tatapan mematikan yang wanita itu tunjukan. "Pak, Romeo ... Jadi bagaimana keputusan anda?" Tanya Rainy. "Ayo, kita pergi bersama ...." Ujar Lelaki itu dengan nada samar. "Maaf?" "Ayo, kita pergi ... Aku setuju, mari kita pergi untuk berkencan malam ini." Tegas Romeo. Wanita itu tersenyum kecil dia berjalan menuju Romeo dan merangkul tangan lelaki itu. Romeo terkejut tapi dia mencoba tetap tenang dan bersikap seperti lelaki sejati. "Kalau begitu kita pergi sekarang." Ujar Rainy. Di rumah ... Juliet sudah merasa lebih baik, wanita itupun menyiapkan makan malam, karena ia berpikir jika Romeo akan segera pulang. Dengan sisa tenaga dia membuat beberapa hidangan, setelah selesai ia lanjutkan dengan membereskan rumah, lalu duduk di sofa sambil menonton TV. Lama waktu berlalu, Juliet sudah menunggu tapi lelaki itu tidak kunjung datang. Di sisi lain, di sebuah restoran kecil yang indah dan Cantik, dengan dekorasi romantis dan cukup nyaman Romeo dan Rainy berkencan, ini adalah kencang pertama mereka dan dua orang itu sudah dekat juga merasa cocok. Romeo lupa waktu, dia juga lupa mengabari Juliet jika dirinya tidak akan langsung pulang setelah pergi dari sekolah. Pria itu menikmati waktunya dengan perasaan masih tidak menyangka jika guru favorit di sekolah mengajaknya berkencan. "Ini sudah malam, aku sepertinya harus kembali." Ujar Romeo. "Ini baru jam 9 malam, kenapa kau begitu terburu-buru?" Ujar Rainy. "Julie-, eh ... Maksudku sepupuku, aku lupa mengatakan padanya jika aku akan akan pulang terlambat," ujar Romeo. Dia lupa mengatakan pada Juliet dan sekarang dia teringat pada wanita itu, lagi dia meninggalkan Juliet dalam keadaan kurang sehat. "Kau bisa hubungi dia ..." Ujar Rainy yang merasa hal itu bukanlah masalah serius. "Maaf, Rainy. Tapi dia sedang dalam keadaan kurang sehat." Romeo terlihat cemas. Rainy sedikit kesal tapi mau bagaimana lagi jika Romeo sudah begitu khawatir Lelaki itu pergi, mereka berpisah di depan cafe. Romeo tidak menoleh sedikitpun dia memasuki sebuah taksi dengan segera untuk pulang. Di rumah Juliet sudah pasrah, mungkin Lelaki itu sedang di luar. Ia kecewa tapi tidak dapat melakukan apapun. Romeo memiliki kehidupannya sendiri walaupun mereka tinggal bersama lelaki itu bukan berarti dia bisa masuk ke kehidupan pribadi Romeo. Juliet menyimpan kembali makan malam yang sudah susah-susah ia buatkan, dia juga tidak makan malam karena menjadi tidak berselera. Baru saja dia berjalan menuju kamar, pintu sudah terbuka dan menampakan Romeo yang baru saja kembali. Juliet menyapa lelaki itu tapi dengan ekspresi datar dan wajah yang sedikit sendu. Romeo menggaruk tengkuknya, padahal sudah berusaha payah kembali lebih awal tapi wanita itu bahkan langsung meninggalkan dia masuk begitu saja. Keesokan harinya. Juliet sudah menyajikan sarapan, sebenarnya itu adalah makan malam yang tidak tersentuh yang ia panaskan kembali. Romeo terbangun saat mencium aroma wangi masakan yang Juliet siapkan. Ia langsung membuka matanya, tanpa membasuh muka langsung menuju ke dapur karena tidak sabar. "Wangi sekali, tidak biasanya kau masak banyak seperti ini." Romeo bertanya kerena memang dia tidak tahu jika itu adalah makanan yang sudah wanita itu siapakan dari semalam. "Tidak ada aku hanya ingin saja ... " Jelas wanita itu sambil tersenyum tipis. Dia meletakkan koran di atas meja di sana sudah ia lingkari beberapa alamat yang mencari lowongan pekerjaan. Juliet berniat untuk mengambil kerja paruh waktu. Setidaknya dia juga memiliki kebutuhannya sendiri. Lalu untuk tempat tinggal Mungkin dia akan menabung sampai cukup setidaknya untuk membayar sewa beberapa bulan. "Kau ingin melakukan pekerjaan? Yakin? Tidak takut para penjahat itu mengganggumu lagi?". Juliet menggeleng, di melupakan hal itu. Entah kapan dia bisa hidup dengan normal. "Lalu?" "Kau hanya berpikir, aku tidak bisa selamanya di sini dan bergantung hidup kepadamu ... Bagaimanapun kau punya kehidupan sendiri." Juliet merasa tidak enak. "Kau tidak nyaman ya, di sini? Dia merasa nyaman, sebab perasaan itulah dia menjadi takut. Bagaimana jika dia terlalu nyaman dan sulit menjauh dari lelaki ini. "Aku nyaman, hanya saja tidak mungkin aku selamanya ada di sini, bukan?" Romeo terdiam dengan jawaban itu. Benar juga, bagaimanapun dia tidak bisa hidup bersama dengan wanita itu selamanya. Romeo fokus pada sarapan, mereka menghentikan topik pembicaraan untuk beberapa saat. Setelah menyelesaikan sarapan lelaki itu juga sudah bersiap. Romeo dengan pakaian rapi sambil mengenakan sepatu sudah akan pergi ke sekolah. "Juliet ...." Panggil lelaki itu dengan nada lembut. Juliet yang masih membersihkan rumah langsung menghampiri lelaki itu. "Ada apa?" Dia bertanya dengan wajah bingung. Romeo mengeluarkan beberapa lembar uang untuk wanita itu. Juliet nampak semakin bingung dengan semua itu. "Untuk apa ini?" "Kau bilang ingin melamar pekerjaan, bukan?" "Iya, tapi uang ini?" "Belilah beberapa pakaian yang lebih baik, serta sisanya bisa kau gunakan untuk biaya transportasi." Juliet menjadi terharu, "Teri-" "Sudah, aku tidak melakukan ini gratis. Setelah kau mendapatkan pekerjaan dan gajimu di bayarkan ... Jangan lupa mengembalikan uang ini kepadaku, mengerti?" Juliet mengangguk, dia begitu senang. Wanita itu tidak bisa menyembunyikan raut kebahagiaan yang ia rasakan. Romeo bukan hanya penyelamat lelaki itu malaikat yang Tuhan kirimkan untuk dirinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD