Bab 5 : Godaan Rainy si Wanita Seksi

1700 Words
Juliet membeli satu setel pakaian, dia juga tidak lupa memberikan beberapa perlengkapan seperti skincare dan keperluan lain. Wanita itu nampak bahagia dia menyusuri jalan sambil menikmati suasana kota. Selama ini dia hanya tinggal di apartemen dan sesekali keluar hanya untuk membuang sampah. Menghirup udara segar membuat pikiran Juliet menjadi lebih jernih. Ia memilih berjalan-jalan, mumpung sedang keluar dan ada kesempatan. Mungkin Romeo tidak pernah melarangnya untuk keluar, tapi Juliet pun tidak memiliki alasan untuk keluar sebelumnya. Wanita itu masih memiliki beberapa sisa uang. Sebagian sudah ia sisihkan untuk transportasi besok dan sisanya dia ingin membeli sebuah permen gulali. Itu adalah permen favorit Juliet. Dulu saat kedua orangtuanya masih hidup mereka selalu membelikan itu untuk Juliet, seperti mengulang masa itu kini dia memakan permen itu di taman sambil duduk di sebuah bangku di bawah pohon rindang yang besar. Juliet seketika merindukan kedua orangtuanya. Kehidupan bahagia mereka hancur begitu saja dan membuat Juliet jatuh dalam keterpurukan. Mengingat bagaimana dirinya harus berjuang melewati semua itu membuat dirinya sesak. Wanita itu menikmati waktu hingga lupa waktu, hari sudah sore dia bahkan belum membuat apapun untuk makan malam. Saat ia tersadar wanita itu langsung bergegas pergi. Ia menyusuri jalan yang sama dan saat itu dia melihat dua orang yang terlihat begitu mesra. Wanita yang menggandeng tangan seorang lelaki, mereka melemparkan senyum terlihat seperti pasangan yang begitu serasi. Juliet terhenti, dia memandang mereka bahkan tidak berkedip. Dia merasa kecil, rasa bahagia berubah begitu saja menjadi suram. Ia menunduk dan berbalik, mungkin Romeo tidak butuh dia cepat pulang karena lelaki itu sedang menikmati waktu bersama wanita itu. Siapakah dia, wanita cantik yang bersama dengan Romeo. Mereka begitu serasi dan dekat jelas hubungan mereka lebih dari teman. Juliet menyadarkan dirinya untuk apa dia harus perduli, apapun hubungan dua orang itu bukanlah urusannya. Juliet berbalik dia meninggalkan tempat itu bukan untuk kembali pulang tap dia memilih menyusuri jalan yang berlawanan. Romeo merapikan anak rambut Rainy. Ini adalah kencan penebusan karena kemarin malam dia pulang terburu-buru. Romeo masih tidak menyangka jika dia bisa menjalin hubungan dengan wanita itu. Tidak terbersit dalam pikirannya jika Rainy mau dengan lelaki biasa seperti dia. Wanita itu begitu populer, di idamkan lelaki yang bahkan jauh lebih dari dirinya. "Apa yang kau pikirkan? Kau memikirkan hal lain saat bersama denganku!" Kesal Rainy. Romeo menggeleng dia menunjukan barisan gigi rapi dan mengecup pipi Rainy. Keberanian yang muncul begitu saja dari dalam diri lelaki itu. Ada rasa puas dan bangga saat dia mengecup pipi mulus Rainy. Rainy nampak terkejut, tapi setelahnya wanita itu terlihat biasa saja. "Apakah kau ingin ke rumahku?kita makan malam bersama ...." "M-makan bersama? Di rumahmu?" Raut wajah Romeo berubah. Dia terlihat tegang, makan malah berdua saja dengan Rainy. Pikiran Romeo mejadi liar tapi lelaki itu menepis semua itu. Apa barusan ia pikirkan, bagaimana bisa pikirannya menjalar begitu jauh. "Iya, kenapa? Kau keberatan? Ayolah ini momen yang pas untuk kita berdua.." wanita itu sedikit berbisik di telinga Romeo. Lelaki itu bergidik merasa hembusan nafas hangat Rainy. Sedangkan sang kekasih nampak tersenyum puas, benar saja Romeo adalah lelaki polos tanpa pengalaman persis seperti apa yang ia pikirkan. "Tidak bukan itu, hanya saja ...." "Ayolah, Romeo, anggap saja ini ganti makan malam kita kemarin ... Kau mau, bukan?" Rainy bukan hanya mempesona, seksi, pintar dan cantik. Wanita itu juga manipulatif, bisa mengendalikan lelaki dengan mudah di balik sikap manja dan tatapan menggoda yang ia miliki. Romeo bukan lelaki pertama yang tidak dapat berkutik akibat ulahnya. Sudah banyak Lelaki yang ia taklukan, Rainy adalah seorang pemain yang berlindung di balik pesona lugu dan polos. Wajahnya yang manis dan memikat membuat pria manapun pasti akan luluh karenanya. Apa lagi seorang Romeo, yang tidak memiliki pengalaman dalam urusan wanita, lelaki yang belum pernah merasakan jatuh cinta. Hubungan pertama langsung ia lakukan dengan seorang seperti Rainy, jelas bagaimana nantinya dia akan berada dalam kendali wanita itu atau mungkin saja bisa jadi dia yang mengendalikan Rainy dalam kepolosannya, siapa tahu? Romeo sudah pasti tidak bisa menolak, dia menuruti kemauan Rainy. Tapi sebelum ia dia menghubungi ke rumah untuk mengatakan pada Juliet untuk tidak mempersiapkan makan malam. Sayangnya, tidak bada panggilan Romeo yang di angkat, karena wanita itu sedang tidak berada di rumah. Kini lelaki itu menjadi khawatir. Namun, pikiran lelaki itu teralihkan oleh bujukan Rainy. Akhirnya dia mengabaikan semua itu dan mengukur langkah kaki Rainy yang membawa dia memasuki sebuah taksi. Sepanjang perjalanan wanita itu bergelayut manja di leher Romeo, seolah sengaja memicu lelaki itu. Romeo nampak gelisah, dia lelaki normal, rangsangan seperti ini dia juga tidak munafik itu pasti membuat dia merasa aneh. Terlebih d**a sekal milik wanita itu menghimpit dirinya hingga tersudut. Pakaian Rainy adalah dress panjang dengan kerah leher yang rendah, Hingga memperlihatkan belahan d**a wanita itu. Romeo menjaga jarak sedikit tapi Rainy seakan-akan enggan jauh dari lelaki itu. Sesampainya di rumah Rainy, Romeo semakin gugup. Ini adalah rumah di sebuah komplek perumahan di pinggiran kota cukup jauh dari apartemen Romeo. Rumah itu terlihat rapi, saat ia masuk aroma feminim tercium. Lelaki itu duduk di sofa dan menunggu Rainy yang berkata jika dia ingin berganti pakaian. Tidak perlu waktu lama wanita itu kembali dengan celana super pendek serta crop top yang menempel lekat di tubuh padat wanita itu. Romeo menelan salivanya, Tuhan sedang menguji dirinya begitu kuat hari ini. "Aku akan masak makan malam, kau bisa menonton tv atau jika mau kau bisa membantuku di dapur ...." Wanita itu mengedipkan matanya dan berjalan menuju dapur. Sedangkan Romeo langsung meraih remote TV dan menyalakan benda itu. Dia membutuhkan pengalihan pikir dari wanita itu sejenak, setidaknya sampai wanita itu selesai membuat makan malam. Di sisi lain ... Juliet duduk di meja makan, lagi-lagi lelaki itu tidak pulang. Ia menghela nafas dan menyuap makan yang sudah ia buat. Ia tahu dia tidak perlu menunggu lelaki itu karena dia pasti sedang sibuk dengan wanita cantik itu. Juliet menghabiskan makan malam lalu setelahnya dia membereskan meja makan. Juliet menuju kamar dan langsung bersiap untuk tidur, tidak perduli kapan lelaki itu datang dan di mana dia sekarang. Romeo mengabiskan makan malamnya, tidak menyangka jika Rainy begitu pandai memasak, wanita itu bisa di katakan kriteria wanita idaman nyaris sempurna. "Bagaimana kau suka dengan makan malam yang aku buatkan?" Tanya wanita itu sambil menumpukan wajahnya di tangan. "Enak, kau sangat pandai memasak." Puji Romeo. Rainy tersenyum senang, dia suka jika mendengar pujian-pujian tentang dirinya. "Aku senang kau suka dengan masakan yang aku buat." Jelas Rainy. Dia menggerakkan tangannya menyentuh lengan Romeo, desiran aneh kembali menjalar, tidak tahu harus berbuat apa, hingga akhir hanya memilih diam saja. Rainy nampak gemas, sepertinya Romeo adalah lelaki yang cukup sulit di pancing. Satu hal yang tidak orang lain ketahui adalah Rainy memiliki hasrat seksual yang tinggi dia cukup dominan dalam seks. Jujur saja sejak lama dia memperhatikan Romeo, terkadang tubuh atletis lelaki itu membangkitkan gairah dalam dirinya. Cukup lama lelaki itu tidak kunjung melihat ke arahnya hingga pada akhirnya ia tidak tahan dan memilih mengambil inisiatif lebih awal. Romeo lelaki yang terlihat cuek, tapi dai juga lembut dan pengertian. Dia lelaki yang murni dengan perasaan tulus. Alasan mengapa Rainy jatuh hati lebih dari sekedar fisik kepada lelaki itu adalah fakta bahwa Romeo tidak m***m seperti lelaki lain. Semua lelaki menatap Rainy penuh nafsu, tapi Romeo menatap dirinya dengan rasa hormat, lelaki itu tidak pernah melecehkan Rainy baik fisik atau ferbal. "Ini sudah larut, aku sebaiknya pulang." Ujar Romeo. Lelaki yang begitu memikirkan aturan. "Kenapa, besok adalah hari Sabtu ... Kita tidak perlu ke sekolah, jadi kita bisa menghabiskan waktu bersama lebih banyak lagi." Jelas wanita itu. Romeo berkeringat, menghabiskan waktu bersama terdengar sedikit mengganjal di telinga lelaki itu. "Kau benar, hanya saja aku pikir kau lelah hari ini." Rainy tersenyum nakal, lelah? Dia tidak mengenal kata lelah untuk Romeo. Tapi melihat bagaimana lelaki itu bersikap Rainy akhirnya melepaskan lelaki itu sekali ini. Tapi lihat saja kedepannya dia tidak akan membiarkan lelaki itu pergi apa lagi menghindar darinya. Romeo pulang tanpa melakukan apapun, hanya makan malam dan itu saja yang terjadi. Lelaki itu tidak merasa menyesal menolak godaan Riany. Lelaki itu sampai di depan pintu apartemen ia membuka gagang pintu dan masuk, lampu sensor langsung menyala, sedangkan di dalam sana sudah terlihat lengang. Apakah Juliet sudah tidur. Lelaki itu memilih untuk membersihkan diri sebelum tidur. Lelaki itu membersihkan diri menggosok tubuhku dengan sabun hingga merata. Juliet terbangun wanita itu ingin pipis. Dia melangkah gontai, matanya tidak terbuka sempurna. Ia menuju kamar mandi. Wanita itu membuka pintu sesaat setelahnya dua orang yang saling berhadapan itu terdiam. Tepat saat air mengucur tubuh Romeo, di saat lapisan putih sabun yang menutupi tubuhnya meleleh pintu terbuka menampakkan sosok wanita dengan pakaian tidur dan wajah yang tidak berdosa. Juliet memandangnya dari atas hingga ke bagian intim Romeo yang menggelantung. Matanya seketika menjadi segar ia terbelalak dan menyadari jika dia baru saja melihat apa yang harusnya tidak ia lihat. Romeo menjerit sambil menutupi k*********a begitu juga Juliet yang langsung berbalik sambil menutupi matanya. Wanita itu langsung berlari ke kamarnya dan menutup pintu. Sedangkan Romeo melongo dia masih terbayang bagaimana ekspresi wajah Juliet saat melihat tubuh bugilnya. Sial, kenapa semua ini harus terjadi di antara mereka berdua. Juliet memerah bayangan tubuh seksi dan kejantanan Romeo bagaikan addict untuk dirinya. Wanita itu menutupi wajahnya yang memanas. Ia harus memikirkan bagaimana caranya mengahadapi Romeo besok, ataukah dia harus menghindari Lelaki itu untuk beberapa waktu. Wanita itu memilih melompat ke kasur, ia menyelimuti dirinya dan mencoba menghapuskan bayangan kejadian tadi dari kepalanya. Tapi setiap kali ia memejamkan mata selalu saja gambaran erotis itu yang membayanginya. Di sisi lain Romeo dengan wajah lesu duduk di kasur. Ia sudah menggunakan pakaian lengkap tapi rasanya seperti tidak mengenakan apapun, karena terlalu malu saat seluruh tubuhnya malah terlihat oleh orang asing. Bukan salah Juliet ketika semua ini terjadi, tapi salah Romeo juga yang lupa mengunci pintu kamar mandi andai dia mengunci pintu kejadian memalukan badan canggung itu tidak akan pernah terjadi. Namun, sudah terlambat ujar menyesal apa yang terjadi sudah tidak terhindarkan, sama dengan Juliet lelaki itu memikirkan bagaimana cara dia menghadapi satu sama lain esok hari. pusing membuat Romeo menyerah, dia tidak peduli biarkan saja semua mengalir begitu saja, semakin di pikirkan akan semakin menambah beban untuk dirinya. lelaki itu membaringkan diri, ia menatap langit-langit sebelum akhirnya perlahan-lahan mata Romeo mulai tertutup karena rasa kantuk.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD