Om dan Tante Baik

1015 Words

“Jangan bilang kamu cemburu?” tuduh Rain pada istrinya. Menghela napas lalu berujar lembut, “Jangan sekarang, Liyana. Tidak tepat waktu. Lagipula, aku hanya khawatir Apia kelelahan. Perutnya sudah sangat besar. Kamu lihat sendiri, kan?” Berharap wanitanya akan mengerti jika diberitahu pelan-pelan dan lembut seperti ini. Sayangnya kecemburuan sudah menguasai diri Liyana, membuatnya kian melotot seusai mendengar penuturan suaminya barusan. ‘Benar-benar pria menyebalkan! Tak punya hati!’ Begitu batinnya yang semakin kesal. “Ya..yaa..yaaa..” Mulanya Rain pikir sang istri sudah maklum. Tapi ternyata tak berselang lama Rain diserang pertanyaan bertubi-tubi, “Khawatir, ya? Kenapa tadi pagi enggak bangunin aku? Sengaja? Biar punya waktu buat berdua-duaan sama Apia?” “Jangan mulai, Liyana

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD