Si Kepala Batu

1139 Words

Semakin terharu saja Apia. Air matanya jatuh. Kali ini jatuh untuk bahagia bukan bersedih seperti biasanya.. “Terima kasih banyak Mbak Liyana, Pak Dokter. Semoga Tuhan membalas kebaikan Mbak Liyana dan Pak Dokter.” Keduanya mengaamiinkan do’a baik Apia, lalu pergi meninggalkan hunian Apia dengan hati yang bahagia. Mereka juga sama seperti Apia. Bahagia. Bahagia karena dapat memberi pada orang yang memang membutuhkan. “Aku bersyukur karena kamu yang menjadi istriku, Liyana.” Mendengar perkataan Rain yang terlampaui manis, Liyana tak kehabisan kata untuk membalasnya. “Aku juga. Bersyukur kamu jadi suamiku. Walau kamu kerap bikin aku darah tinggi! Tapi kan, kamu dokter! Kamu bisa obatin aku dari segala penyakit. Iya kan, Mas?” “Tentu saja! Kamu dapat mengandalkan aku untuk urusan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD