Aqila memejamkan matanya ketika tangan Gibran membelai wajahnya dengan gerakan halus. Tidak ada jarak pada tubuh mereka hingga membuat napas keduanya beradu. Malam ini Aqila sudah siap untuk menyerahkan dirinya pada Gibran yang berstatus sebagai suami sahnya. Ini adalah hak Gibran dan Aqila akan sangat berdosa jika menolak keinginan suami. Kali ini tangan Gibran beralih pada jilbab yang ia kenakan. Perlahan tapi pasti, tangan Gibran mulai bergerak membuka kain penutup kepala Aqila hingga terbuka. Lalu, beralih pada dalaman jilbab yang ia tarik dengan sekali tarikan. Gibran menahan napas saat melihat rambut hitam indah milik Aqila jatuh menjuntai hingga sebatas punggung. "Cantik sekali," puji Gibran kagum. Sementara Aqila yang mendapat pujian hanya menunduk malu dengan rona merah di