Nineteen

1574 Words

"Buka mulutnya Auryn," pinta Ryu.                  Dengan wajah cemberut Auryn membuka mulutnya menerima suapan dari Ryu, ia kunyah perlahan makanan di mulutnya, hingga beberapa suap Auryn sudah menggelengkan kepalanya. "Ayo habiskan biar cepet sembuh." "Perutku penuh Ryu, kalau dipaksa nanti muntah." "Ya sudah, kamu jangan berbaring dulu, tunggu 10 menit, aku mau makan dulu." "Iya aku tahu." Ryu mengambil satu piring lainnya kemudian membawanya ke sofa dan memakannya disana, sesekali ia melirik pada Auryn.     Setelah selesai makan, Ryu melihat Auryn sudah tertidur walau masih dalam keadaan duduk. Ryu berdiri dari duduknya dan mendekati Auryn, ia angkat tubuh Auryn dan membaringkannya, kemudian menyelimutinya. Ryu menatap waja Auryn yang pucat. "Kenapa aku merasa sedih melihatnya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD