Elang menaruh cangkirnya. “Kamu takut petir?” Jayne mengangguk kecil. “Sedikit.” Elang berdiri, lalu melangkah mendekat. “Sini.” Jayne menatapnya bingung. “Apa?” “Aku jaga. Kalau takut, kamu bisa istirahat dulu.” Elang menepuk sisi sofa di sebelahnya lebih dekat dengannya bahkan sangat dekat. “Maksud kamu?” “Rumah ini udah aman. Tapi kamu keliatan capek. Kalau kamu gak nyaman aku di sini, aku bisa tunggu di luar sampai hujan reda.” Jayne menatap matanya. Ada rasa ragu, tapi juga … rasa aman. “Enggak. Kamu di sini aja.” Elang kembali duduk, tapi kali ini di lantai dekat sofa, punggungnya bersandar ke dinding, kaki terjulur santai. Jayne menarik selimut tipis dan berbaring di sofa sebelah Elang. Lampu ruang tamu diredupkan, hanya meninggalkan cahaya hangat. Hujan di luar terus jatu