Ruang kerja Jayden di Takizaki Group kembali menjadi saksi bisu konspirasi yang tak pernah tercatat dalam buku sejarah. Jam dinding menunjuk pukul dua dini hari, namun tak seorang pun dari tim inti itu menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Asap tipis dari rokok Ario menggantung di udara, bercampur dengan aroma kopi hitam pekat yang sejak tadi terus diseduh oleh staf khusus.
Di tengah meja besar berbahan kayu mahoni, terbentang lembaran peta digital yang diproyeksikan langsung ke layar dinding. Ario berdiri di sampingnya, memegang pointer laser merah, sementara Jayden duduk dengan sikap santai namun penuh tekanan. Jemarinya mengetuk pelan permukaan meja, ritme yang tidak beraturan, tanda pikirannya sedang menghitung banyak hal dalam waktu bersamaan.
“Ini, Tuan,” Ario membuka pembicaraan, sua
