Ruang kerja Jayden kembali diterangi cahaya monitor yang menyala berlapis-lapis. Malam itu udara Jakarta dingin, hujan gerimis menetes di luar jendela kaca besar. Namun di dalam ruang, hawa panas persaingan dan intrik bisnis terasa jauh lebih membakar dibandingkan cuaca. Ario berdiri di samping meja kerja, membawa sebuah map tebal dengan cap CONFIDENTIAL. Ekspresinya serius, bahkan lebih kaku daripada biasanya. Sementara Jayden duduk di kursi kulit hitam, lengan kirinya terlipat, jari-jarinya mengetuk pelan sandaran kursi. “Laporan ini baru saja masuk,” kata Ario dengan nada rendah, hampir berbisik. “Salah satu tim infiltrasi kita berhasil menyusup ke server perusahaan milik Reno—PT Raksa Konstruksi. Mereka menemukan dokumen tender proyek jalan.” Jayden mengangkat alis, matanya menyipit