Beberapa jam kemudian, rapat darurat dewan digelar. Ruangannya dingin, dinding kayu berlapis kaca memantulkan wajah-wajah tua yang penuh kecemasan. Surya sudah duduk di pojok, tatapan matanya menusuk ke arah Elang. Di sampingnya, dua komisaris senior saling berbisik pelan, seakan sedang menimbang harga seseorang di meja lelang. “Elang,” suara Tuan Pranoto, ketua dewan, terdengar kaku. “Kami memanggilmu untuk mendengar langsung klarifikasi. Benarkah rumor mengenai hubunganmu dengan Ny. Jayne Takizaki?” Elang tidak tergesa-gesa menjawab. Ia menegakkan punggungnya, menatap lurus. “Apa relevansinya kehidupan pribadi saya dengan rumah sakit?” Ruang rapat mendadak senyap. Bahkan suara pendingin ruangan terdengar jelas. Pranoto batuk kecil, mencoba menjaga wibawa. “Reputasi rumah sakit dipert