Keesokan harinya, tepat jam 9 taksi Anya masuk ke dalam gerbang kediaman keluarga Han yang terbuka. Ia menyerahkan beberapa lembar uang kearah supir taksi dan bergegas turun. Kembali berdiri di depan pintu depan rumah Annie Han yang tinggi membawa segenap nostalgaia dan kerinduan yang aneh. Ia menengadah menatap pintu kayu yang menjulang tinggi dihadapannya sambil tersenyum getir. Teringat pertama kali ia berdiri di depan papan kayu berwarna coklat kemerahan itu. Lebih dari setahun yang lalu. Anya menjulurkan tangannya hendak mengetuk pintu yang mendadak terbuka di hadapannya. Wajah Tina Huang muncul dari balik pintu. Masih dengan dandanan yang sama, baju seragam yang sama, hanya wajah yang berbeda. Terlihat sedikit menua dari yang diingatnya, dan sebuah senyuman tergaris di bibirnya. Be