“Aku rindu kamu yang dulu.”
Kalimat yang menyebalkan, karena seseorang hanya bisa maju jika berubah. Ingat itu.
Begitulah Ratih. Mungkin tampilannya berubah, sifatnya berubah, dia terlihat nyaman dengan dirinya sendiri. tapi kenyataannya, jiwanya masih sama. Dia rusak, patah hati, menangis dan juga hancur. Orang lain dengan mudah mengatakan, “Masih banyak pria yang bisa menggantikan Bima sebagai pasangan kamu, cari saja lagi. Adi juga boleh, jangan sia siakan keberadaannya.”
Namun Ratih malah takut jika harus berhubungan bersama dengan Adi, ketakutan itu tumbuh hingga membuatnya tidak dengan mudah menutup pintu lama. Tidak semudah apa yang orang lain katakan, nyatanya dia masih banyak memikirkan tentang masa lalu pernikahannya. Sempurna? Cacat, pernikahannya tidak pernah sempurna.
“Mam
