"Abang ini ngomong apa? Kenapa nanyain Ratih sama Adi? Abang kan yang lebih tahu Ratih," ucap Adi mencoba untuk tetap tenang. Yang pada akhirnya membuat Bima menurunkan pandangannya, dia mengusap wajahnya kasar sambil menghela nafas dalam. "Maaf, Di." Kemudian keheningan melanda mereka berdua, Adi yang bisa tenang itu kembali menyantap dessert miliknya. "Maksud Abang gimana tadi? Kenapa nanyain Ratih sama Adi?" "Dulu pas abang ke Bandung, enggak sengaja dengar kalau kamu itu pernah dekat sama Ratih. Tapi abang dengernya pas bangun tidur, jadi masih di antara kesadaran sama nggak. Pas Abang nanya lagi sama mereka, Mereka bilang nggak pernah ngomongin kamu sama Ratih. Makanya sekarang nanya langsung." Adi kembali melemaskan bahu, Senang rasanya mendengar hal ini. Setidaknya, Bima benar-b