Jam check out tadi seluruh keluarga Svarga kembali ke Jakarta sedangkan Svarga tidak boleh ikut karena harus membantu Zaviya pindahan. Tapi sesungguhnya tidak ada yang bisa Svarga lakukan untuk membantu Zaviya, dia malah bisa menyelesaikan pekerjaannya karena barang Zaviya yang dibawa ke Jakarta tidak banyak. “Zaviya!” Suara Svarga mengejutkan Zaviya yang tengah merapihkan lemarinya. “Ya suami?” Zaviya menyahut. Ah, Svarga tidak suka mendengar panggilan itu ditujukan untuknya. Darahnya berdesir hebat dan hatinya menghangat setiap kali Zaviya memanggilnya dengan sebutan suami. Svarga tidak terbiasa jadi dia merasa tidak nyaman. Svarga bergerak mendekat. “Bisa kita pulang ke Jakarta besok?” Svarga bertanya dengan nada bersahabat karena dia sedang membujuk Zaviya. “Tapi kata kakek,