"Fajaaar?" Suara Raya semakin parau, sudah setengah jam dia memanggil -manggil nama itu dengan putus asa. Tubuh menggigil kedinginan, air mata kalut bercampur dengan air hujan yang menetes dari atap yang bocor. Masih belum ada jawaban, untuk pertama kalinya, dia mengakui membutuhkan suami palsunya itu, untuk pertama kalinya juga dia merasa tak ingin kehilangan secepat ini, dia gamang dan takut. Apa yang dilakukan Fajar adalah demi menyelamatkannya, laki-laki itu bisa saja menyelamatkan dirinya terlebih dahulu, namun dia memilih Raya untuk diselamatkan lebih dulu. Raya berdiri mencoba mendobrak atap tua yang mulai lapuk, berhasil, cahaya bulan mulai masuk menerangi ruangan walaupun samar samar. Hujan masuk semakin deras menyiram tubuhnya yang memang sudah basah. Mata Raya menangkap per