Tatapan Sinta semakin tajam ke arah Melati. Kilatan cahaya di mata Sinta yang penuh kebencian membuat Melati sedikit takut. "Mbak ... Tolong jelaskan. Bagian mana saya merusak hidup Mbak?" tanya Melati dengan rasa penasaran yang tinggi. "Bagian mana? Masih nanya? Gara -gara kamu! Mas Daniel meninggalkan aku! Sejak ada kamu, perhatian dan cinta Mas Daniel terbagi dan karena kamu hamil, hidupku harus sendiri selamanya! Kenapa sih, Mel?! Kamu harus datang di kehidupan Mas Daniel, suamiku? Klaau saja, dulu kamu mengakui di depan polisi bahwa kamu meneukan Mas Daniel. Masalahnya gak akan jadi serumit ini!" ucap Sinta penuh amarah. "Mbak ... Tolong jangan sudutkan saya dengan kata -kata Mbak yaang tidak pantas itu. Ini semua takdir Mbak," jawab Melati membela diri. "Takdir katamu? Tidak ada