Seminggu kemudian... Fara memasukkan baju-bajunya ibunya ke dalam lemari. Maria duduk selonjoran di ranjang sambil mengamati putrinya. Setelah semua baju itu dibereskan, Fara duduk di sebelah ibunya. “Ma, Fara kan belum masuk kerja, jadi Fara akan nemeni Mama. Kalau Fara udah masuk kerja, Fara dan mas Abi akan nyari asisten rumahtangga untuk nemeni Mama.” Maria tersenyum, “Mama berani di rumah sendiri. Kalau kamu mau kerja ya kerja saja.” Fara terdiam dan memaksa bibirnya untuk tersenyum. Dia tahu mamanya berani di rumah sendiri. Masalahnya ia takut penyakit mamanya akan kambuh. Bagaimana jika mamanya berhalusinasi? Bagaimana jika mamanya mengamuk atau menyakiti dirinya sendiri? “Ya udah Ma, kita makan dulu yuk. Mas Abi bentar lagi pulang.” Maria mengangguk. Fara menuntunnya ke ruang

