Bunyi bel membuatku langsung membuka mata. Segera aku bangkit lalu melangkah pelan menuruni tangga. Aku menghela napas panjang saat tatapan terpantik pada jam dinding yang telah menunjukkan pukul 1 dini hari. Merasa sedikit kesal karena Kak Dewa sampai selarut ini menghadiri pesta. Apa jangan-jangan, ia mampir ke hotel dulu? Kugelengkan kepala kuat. Tidak. Tidak. Aku tak boleh berburuk sangka padanya lagi. Kak Dewa telah berjanji tak akan jajan di luar. Jadi meskipun sangat kesal karena ia pulang larut, aku mencoba bersikap tenang. Lagi-lagi, bunyi bel terdengar. Aku mengintip dari lubang kuni. Setelah mengetahui yang di luar adalah Kak Dewa, aku segera membuka pintu. "Lama sekali, Baby," kata Kak Dewa sambil menjatuhkan tubuh di sofa. Ia bersandar di sofa lalu tangannya bergerak melep