Beberapa jam setelah pertemuan tegang itu, Claudia kembali ke rumahnya. Sementara itu, Alula melanjutkan pekerjaannya seolah tak terjadi apa-apa—meskipun kata-kata Claudia terus berputar di pikirannya. Di sisi lain, Arga baru saja menyelesaikan rapat internal di kantor pusat perusahaannya ketika asisten pribadinya menyampaikan bahwa Claudia sempat datang. Jantung Arga langsung berdegup tak nyaman. “Sendiri?” tanya Arga cepat. “Tidak ada yang menemani, Pak,” jawab asistennya. Arga buru-buru keluar dari ruangannya dan menghubungi Alula. Namun panggilannya tak diangkat. Ia menghela napas panjang, lalu langsung menuju kantor cabang tempat Alula biasa bekerja. Saat akhirnya bertemu, Arga menghampiri Alula yang sedang berdiri di depan jendela ruang kerjanya, memandangi senja. “Kamu baik-ba