Saat Arga hendak berdiri dari kursinya, Claudia yang masih berada di ruangan tiba-tiba melangkah cepat dan memeluknya dari belakang, erat. Arga terkejut, tubuhnya menegang. “Claudia, jangan—” suaranya nyaris berbisik, tapi sudah terlambat. Pintu ruangan terbuka perlahan. Alula berdiri di sana. Wajahnya bersinar setelah mengikuti kelas ibu hamil, masih mengenakan dress longgar dan kerudung lembut. Di tangannya tergenggam tas kecil berisi buku panduan kehamilan yang tadi diberikan instruktur. Tapi senyumnya sirna dalam sekejap saat melihat pemandangan di hadapannya. Matanya menatap Arga yang sedang dipeluk wanita lain—Claudia. Seketika dunia seolah berhenti bergerak. “Arga…,” suara Alula lirih, nyaris patah. Arga segera melepaskan diri dari pelukan Claudia, panik. “Alula! Ini nggak se