Nadira meraih tas itu lalu membawanya ke meja. Dikeluarkannya isinya kemudian memberikan satu sendok makan untuk Bryan. Keduanya sarapan bersama sembari ngobrol santai. "Mas, setelah sarapan, aku izin menemui bang Peter sebentar ya?" "Ada urusan apa?" "Aku ingin berhenti sebagai konsultan di kantor ini, aku rindu berdiri di persidangan membela klienku." dalih Nadira. Kata-katanya mengalir dengan tenang. Tapi setenang apa pun sikapnya, tetap saja Bryan bisa menangkap ada sesuatu yang membuat Nadira ingin meninggalkan tempat itu. "Karena keberadaan Ine di kantor ini?" tanya Bryan. Lelaki itu tidak ingin berbelit-belit lagi urusan Ine. Kejadian beberapa hari ini, sudah cukup membuatnya lelah. "Salah satunya," jawab Nadira tersenyum tipis dan kembali melanjutkan suapannya. Sesaat