Suara teriakan Edo membuat aku dan Zein kembali tertawa. Aku memakai kimonoku dan membuka pintu kamar sementara Zein mempersiapkan diri. “Mama,” panggilnya lagi kemudian masuk ke dalam dekapanku. Aku mengangkat pandanganku melihat Mama berdiri tidak jauh dari kami. “Dari bangun tidur langsung cariin mamanya.” Aku tersenyum mendengar penjelasan Mama dan berterima kasih kepada beliau. Matahari saja masih malu-malu memancarkan sinarnya, tapi kesayanganku ini sudah bangun. “Pukul delapan kita sarapan bersama ya, Nak,” ajak Mama dan aku mengangguk setuju. Aku membawa Edo naik ke atas kasur dan dia berlonjak gembira. Suara gemericik air di kamar mandi menyadarkanku kalau Zein langsung membersihkan tubuhnya. Zein langsung menyapa Edo begitu keluar dari kamar mandi. “Mamas sama Papa, yuk. Mama

