EMPAT PULUH LIMA

1104 Words

“Dinda mau sarapan apa sayang? Biar Mami siapin sekarang.” Mita menyapa anaknya yang baru saja keluar dari kamar bersama dengan menantu kesayangannya. Ya, Rian memang cukup adil ketika menghadapi Dinda yang memang agak sedikit kekanakan dibandingkan yang dulu. Baru saja Dinda menarik kursi lalu duduk di tempat makan mereka. “Mi, Dinda pengen nasi goreng buatan Mami, boleh?” Tentu saja dia akan membuatkan nasi goreng untuk Dinda dan juga Rian. “Rian juga?” “Mi, telurnya di ceplok, ya.” Rian meminta juga karena terdengar menarik sarapan dengan nasi goreng. Rian juga merasa keluarga ini sangat hangat. Ya dibandingkan dengan keluarga mantan istrinya dulu. Jelas keluarga ini jauh lebih menerima dia dan selalu mendukungnya. “Mas, dia bikin aku bahagia.” Sambil memanaskan minyak dan ba

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD