Langkah Alfian melambat saat ia tiba di lantai atas. Alfian melihat pintu menuju balkon di ujung sana terbuka. Semilir angin malam yang masuk pun membuat tirai warna merah itu berkibar. Alfian melangkah mendekat. Ia berjalan dengan hati-hati. Dugaannya ternyata benar, ada Dino di sana. Alfian melihat Dino yang sedang berdiri di balkon seraya merentangkan kedua tangannya yang memegangi pagar pembatas. Kedua pundak Dino terlihat naik turun dengan teratur. Alfian pun termangu menatap Dino. Ia cukup bersimpati, tapi keadaannya saat ini pun sama buruknya. Tatapan mata Alfian berubah sayu. Ia menghela napas sesak dan ternyata Dino mendengar suara helaan napas yang sangat jelas itu dan berbalik. “A-Alfian ....” Dino terkejut. Alfian tampak kikuk dan kemudian hanya tersenyum tipis. Dino ju