Game Over!

1260 Words

Kedua matanya selin perlahan terbuka. Ia sudah berada di sebuah kamar yang sangat hening dan semuanya serba putih. Dentingan jam dinding terasa seperti sebuah sapaan pagi yang menyayat hati. Namun tubuhnya terasa sakit dan ia perlahan mamaksa untuk bangun. "Kamu jangan dulu bangun ..." Langit memegang tangan Selin dengan hangat. "Tuan langit." ujar Selin pelan. Suaranya nyaris berbisik. "Bagaimana perasaan mu. Apakah badan mu sakit semua?" tanya Langit dengan cemas. "Iya. Tapi mana Gendis, bagaimana keadaannya?" tanya Selin. "Gendis ... pelayan itu kehilangan banyak darah. Dan dia meninggal dalam perjalan ke rumah sakit," Selin terdiam, dia bukannya menangis. Namun wajahnya terlihat datar dan dingin. Langit bahkan tidak bisa menerka apa yang sedang dipikirkan gadis itu. "Selin .

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD