bab1

673 Words
Daniel menaiki mobil sport milik nya, tapi langkah nya ditahan oleh seorang wanita. Daniel menyerngit bingung lalu setelah melihat wajah wanita dihadapannya ia malah mau muntah. "Apa lagi?" Tanya Daniel tanpa mau menatap wanita itu. "Kamu gak nganterin aku pulang?" Tanya wanita itu. "Ck! Lupa sama status mu yang hanya wanita bayaran?" Ucap Daniel dengan jijik, padahal ia baru saja memakai jasa wanita itu. Kalau bukan karena jihyo, wanita yang saat ini masih ada dihatinya. "Enyah!" Ucap Daniel lagi yang mengakhirinya dengan kejam, begitupun wanita itu yang langsung melepaskan pegangan tangannya. Daniel memasuki mobilnya dengan rasa benci, karena bayangan tentang jihyo yang berkhianat kembali lagi kedalam pikirannya. "Akh!" Daniel membanting setir nya. "Kamu dimana perempuan murahan?!" Gumam Daniel sebari mengacak rambutnya. Di lain tempat, jihyo tengah membuatkan sarapan untuk seorang pria yang sudah sangat berjasa bagi hidupnya, Zico. Sedangkan Daniel, dia lah yang membuat hidup jihyo hancur berkeping- keping. Keluarga nya mengusir nya saat tahu bahwa ia hamil muda saat itu, juga dirinya yang sedari dulu diejek karena tengah hamil besar saat di perguruan tinggi. Dan sekarang? Pria itu mencampakkan nya dengan mudah, juga mengusir nya, yang entah sudah keberapa kalinya pria itu lakukan. Kalau bukan karena Zico, jihyo gak tahu apa dia masih bisa hidup sampai sekarang atau tidak. "Zico, kali ini kamu harus habisin makanan nya." Ujar jihyo dengan senyumannya. Zico mengangguk dan membalas senyuman jihyo. Lalu beberapa detik sesudahnya menampilkan wajah yang terlihat menyebalkan, "Aneh, masakan kamu makin lama makin aneh!" Ejek Zico dengan seringai meledek pada jihyo. "Kamu yang aneh! Jelas- jelas masakan aku enak, dari sma yang bekalin kamu sama dan-" "Ekhm, mau sebut namanya lagi? Aku tahu, kamu masih cinta dia jihyo. Jangan mengelak, kamu gak pernah bisa lupain dia sepertinya!" Sindir Zico. "Jaga bicara mu, aku mau nyuci dan beberes rumah dulu." Ujar jihyo meninggalkan Zico dimeja makan sendirian. "Pa!" Teriak seorang anak kecil. "Pa! Ma!" Teriakan nya makin keras. Zico mendengar rengekan anak kecil yang tak lain anak adalah anak jihyo dengan nya, tapi bukan anak kandung Zico, melainkan Daniel. Zico hanya membantu Jihyo dan berpura- pura menjadi papahnya sampai Chenle bisa mengerti situasi yang sebenarnya. Zico menghampiri kamar anaknya. "Apa sayang?" Tanya Zico dengan gemas. Anaknya terlalu gemas sampai sampai ia tak pernah absen untuk mencubiti pipi chenle. "Cucu nya abis pa!" Rengek chenle sebari memegang botol susu yang sudah tidak ada isinya. "Sudah habis? Terus anak papa mau minum cucu lagi ya?" Tanya Zico gemas. Chenle mengangguk cepat, "Oke papa buatin, tapi abis itu kamu harus bobo siang ya." Ucap Zico sebari mencubit kecil hidung anaknya. Dipintu Zico berpapasan dengan jihyo yang seperti nya baru saja selesai mencuci baju. Terlihat dari keringatnya yang berjatuhan dan pakaian nya yang sedikit basah. "Kenapa liat- liat?! " Tanya jihyo dengan wajah galaknya. Zico menyeringai genit,  "Kamu seksi juga kalau abis nyuci." Ujar Zico yang membuat jihyo ingin menghajarnya habis-habisan. Tapi sebelum jihyo berniat memukulnya, Zico sudah memasang ancang- ancang untuk lari dari jihyo. "Aku mau bikinin susu chenle dulu, jangan ganggu dia! Dia mau tidur siang." Teriak Zico dari tangga. Sedangkan jihyo hanya menggelengkan kepalanya.  - Restaurant - "Bagaimana dengan perjodohan anak kita kali ini?" Tanya kim taehyung. "Seperti rencana, akan dilakukan pertunangan minggu ini." Jawab Kang sungjae. "Baiklah. Berarti akan aman- aman saja, saya harap keluarga kita dapat bersatu dan menjadi kesatuan bisnis yang lebih besar lagi." Ucap Kim taehyung penuh harap. Langkah kaki terdengar, "Kenapa hanya ada kita disini? Dimana mama?" Tanya Daniel pada Kang sungjae selaku papa nya. "Mama mu dan tante Irene sedang disalon, kamu ajak Sana keliling rumah dulu." Perintah Kang Sungjae. Daniel melirik Sana, wanita yang baru dua minggu ini ia kenal. Cantik tapi manjanya minta ampun. "Ayo." Ajak Daniel. *** "Mau masuk ke kamar ku?" Tawar Daniel. "Kalau boleh sih aku mau." Balas Sana. Mereka memasuki kamar Daniel yang sangat besar dengan cahaya lampu yang meremang. "Lampu kamar mu memang sengaja begini?" Tanya Sana. "Iya, aku suka keadaan yang remang begini. Lebih hangat." Jelas Daniel. Sedangkan Sana hanya menganggukan kepala saja. Daniel melirik penampilan Sana dari atas sampai bawah, wanita itu memakai dress selutut berwarna kuning keemasan. Sangat cocok dipadukan dengan kulit putih nya. Daniel mendekatkan dirinya pada Sana, jari jemarinya ia letakkan di leher Sana untuk dimainkan tangannya dengan gerakan mengelus lembut. Terlalu sensual. Sedangkan Sana hanya menikmatinya, terlihat ketika ia memejamkan matanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD