Maaf, Sayang. Kita tidak akan bisa ke mana-mana. Ucapan ayah terus menerus tergiang di telingaku. Aku benci jawaban itu, seolah ayah menegaskan padaku kalau kami tidak akan pindah meskipun aku memohon padanya. Dia tidak peduli padaku. Buktinya, dia mengambil keputusan sepihak dan tanpa berdiskusi padaku lebih dulu. Padahal, dia belum menanyakan alasan mengapa aku ingin pergi. Ayah tidak peduli padaku lagi. Mungkin, kasih sayangnya telah pudar seiring waktu dan aku tidak lagi muda. Jika dipikir, tidak bisa dan tidak mau adalah dua hal yang berbeda. Aku rasa, ayahku hanya tidak ingin pergi ke mana pun, entah karena dia sudah mengeluarkan semua uangnya untuk rumah ini atau memang, sejak awal, ayah hanya memikirkan anggota keluarga yang lain, yang hidup damai tanpa masalah, sehingga keluhan da

