..**..
Tidak ada yang bisa menghentikan penelitiannya. Zea berupaya keras agar penelitiannya selesai tepat waktu.
Namun, disisi lain Zea percaya bahwa semua sudah menjadi kehendak Tuhan, Sang Penguasa Alam. Dia hanya bisa berusaha dan berdoa untuk mencari penawar yang mendekati sempurna.
Hari-hari yang Zea lalui, awalnya terlihat biasa-biasa saja. Tapi, tidak tahu kenapa selama 3 hari terakhir, Zea merasa sangat terusik ketika rekan kerja dari ruangan laboratorium lain menyampaikan pesan kepada salah satu timnya bahwa mereka sangat tidak setuju bila Zea terus menerus menolak surat peringatan dari Badan Kesehatan Dunia.
Yah, beberapa dari mereka mengatakan bahwa Zea telah mencemari nama dan citra baik dari Laboratorium Nasional Amerika Serikat sampai Badan Kesehatan Dunia berulang kali mengirim surat peringatan untuk Laboratorium mereka. Alasan yang sangat klasik sekali. Zea sangat membenci itu sebab dia pikir penelitiannya tidak merugikan orang lain.
Yang lebih membuat Zea tidak percaya adalah ketika mereka mengatakan bahwa penelitiannya akan mengancam dan membahayakan nyawa orang lain. Bagaimana mungkin mereka bisa memprediksi hal itu, sementara Zea saja belum menemukan racikan dan kadar yang pas.
Tidak hanya itu, Zea saja belum mengujinya secara langsung terhadap hewan yang sengaja disuntikkan virus Monodna IV-98. Selama ini, Zea masih mengujinya melalui mikroorganisme di dalam cawan petri khusus.
Sungguh, Zea sangat murka sekali ketika mendengar kabar tidak sedap itu dari timnya langsung. Bahkan Prof. Calder dan Prof. Gil terus menyuruhnya untuk bersabar dan menebalkan telinga.
…
Tidak peduli dengan keadaan yang semakin panas di Laboratorium besar mereka, Zea tidak berhenti melakukan penelitiannya. Setiap hari, dia selalu menguji racikan yang sama dengan kadar berbeda.
Tidak jarang ia melakukannya sembari menitihkan air mata bila mengingat keadaan orang tuanya kala itu, ketika mereka berdua diserang oleh maut. Sungguh, Zea masih mengingat jelas kejadian itu.
Hari-hari telah berlalu, gosip mengenai pertengkaran halus antara Laboratorium Nasional Amerika Serikat dengan beberapa utusan dari Badan Kesehatan Dunia mulai muncul ke permukaan.
Media massa meliput beberapa hal fakta yang sedang terjadi. Bahkan berita itu mulai membawa kabar tidak baik dan mengatakan bahwa salah satu Ilmuwan dari Laboratorium Nasional Amerika Serikat telah melanggar sumpah dan janji sekaligus melawan kode etik karena telah melanggar hal yang dilarang keras.
Mereka murka, terutama Zea. Dia semakin emosi mendengar berita itu langsung disiarkan di beberapa stasiun televisi.
Tidak hanya mengganggu mentalnya, berita itu juga mengganggu mental keluarganya, Nenek dan adiknya. Apalagi namanya telah tercemar secara merata.
Zea tidak menyangka jika Badan Kesehatan Dunia sampai semurka itu terhadapnya. Hal ini membuat Zea semakin keras kepala untuk membantah tudingan dan larangan mereka.
Dia menjadi sosok yang tidak peduli dan tetap melanjutkan penelitiannya. Hingga pada hari itu dia melakukan uji coba yang tidak biasa dengan perasaan amarah terpendam.
Dengan keyakinan penuh, Zea meminta maaf kepada beberapa hewan yang akan ia gunakan sebagai uji coba langsung. Dia menggunakan 3 ekor tikus putih, 3 ekor kelinci putih, dan 3 ekor hamster coklat putih.
Zea menyuntikkan virus Monodna IV-98 kepada kesembilan hewan uji coba tersebut. Sebelum menyuntikannya, Zea mengatakan bahwa dia akan melakukan yang terbaik demi kesembuhan mereka.
Tetapi jika penelitiannya tidak berhasil, maka Zea akan menguburkan mereka dalam keadaan hormat. Dia berjanji akan menguburkan mereka di sebuah pemakaman resmi khusus pasien Monodna IV-98 dan berjanji tidak akan membakar mereka bersamaan.
…
Hari itu, Zea sengaja datang lebih awal untuk membawa 3 ekor hewan uji coba ke dalam Laboratoriumnya. Dia menyembunyikan mereka di dalam ransel berukuran sedang.
Yah, dia sengaja melakukan ini secara diam-diam tanpa sepengetahuan mereka. Sebab jika ingin menguji sesuatu langsung terhadap seekor hewan, maka hal itu harus dilakukan di ruangan isolasi tersendiri.
Namun, Zea tidak mungkin melakukan itu di ruangan isolasi bersama. Sementara penelitian ini adalah rahasia pribadinya.
Selain itu, dia juga tidak ingin jika salah satu timnya mengetahui uji cobanya secara langsung. Sebab dia yakin, salah satu dari mereka pasti akan mengomentari tindakannya ini.
Itu sebabnya, tidak ada pilihan lain dari Zea selain pergi ke Laboratorium lebih awal untuk membawa hewan-hewan sebagai uji cobanya. Banyak sekali persiapan yang Zea lakukan selama satu minggu ini.
Dia bahkan mantap untuk melakukannya dan terpaksa menjadikan ruangan pribadinya sebagai ruangan khusus untuk uji cobanya. Zea harus memakai pakaian sangat lengkap ketika masuk di ruangan itu, dan sebisa mungkin dia segera menutupnya agar hawa dingin ruangan itu tidak menyebar keluar ke ruangannya yang lain.
Sikap Zea di hadapan timnya memang terlihat biasa saja. Dia harus menjaga sikap dengan alami agar rahasia besarnya ini tertutup rapat.
Yah, sebab apa yang dia lakukan sangat bertentangan dengan syarat dan ketentuan pemakaian Laboratorium yang tidak seharusnya. Hal itu karena dia telah membawa hewan ke dalam Laboratorium mereka ini.
…
Di hari pertama ia hendak melakukan uji coba, Zea merasa jika apa yang dia lakukan adalah demi kebaikan. Dia sudah mengecek kondisi sembilan hewan uji cobanya sebelumnya, dan mereka dinyatakan sehat secara keseluruhan. Itu sebabnya Zea berani membawa mereka langsung ke Laboratorium pribadinya.
Zea tidak pernah melakukan hal secara diam-diam seperti ini sebelumnya. Tapi ini semua sesuai dengan keinginan dan hati nuraninya sendiri.
Untuk percobaan pertama, dia menyuntikkan virus Monodna IV-98 ke dalam tubuh 3 ekor jenis hewan uji cobanya yang belum diberi penawar khusus. Setelah itu, dia langsung memasukkan mereka ke dalam kandang khusus dan tidak bercampur dengan hewan satu sama lain.
Sembilan kandangan khusus yang sangat tertutup rapat dan dipastikan jika mereka bisa bertahan hidup disana. Tentu saja kendang itu sudah dipersiapkan sesuai dengan kriteria masing-masing hewan uji coba.
Lalu untuk percobaan kedua, Zea menyuntikkan penawar khusus kepada 3 ekor hewan uji coba yang lain. Dia menunggu reaksinya selama beberapa hari, sebelum akhirnya dia menyuntikkan virus Monodna IV-98 ke dalam tubuh mereka. Tentu saja mereka dimasukkan ke dalam kandang khusus juga.
Kemudian, sisa 3 ekor hewan uji coba lagi. Dia sengaja memasukkan mereka ke dalam kandang hewan percobaan pertama dan kedua.
Zea melakukan penelitian itu sembari mengawasi keadaan mereka setiap hari untuk melihat perkembangan dan kondisi mereka.
Di hari keenam percobaan, Zea melihat kondisi yang berbeda dirasakan oleh hewan yang dimasukkan ke dalam kandang hewan percobaan pertama. Terlihat berbeda dengan kondisi hewan yang dimasukkan ke dalam kandang hewan percobaan kedua, dimana hewan percobaan kedua lebih dulu disuntik oleh penawar khusus, lalu beberapa hari kemudian disuntik oleh virus Monodna IV-98.
Zea benar-benar mengamati perkembangan mereka. Dimana hewan yang berada di kandang berbeda itu menunjukkan perbedaan yang sangat siginifikan.
Hewan yang dimasukkan ke dalam kandang hewan percobaan pertama, dia menjadi sangat hiperaktif. Bahkan hewan itu cenderung periang dari pada hewan yang dimasukkan ke dalam kandang hewan percobaan kedua.
Hewan di kandang percobaan kedua, dia cenderung pendiam. Bahkan tidak menunjukkan gejala penyakit Monodna IV-98 layaknya yang dialami oleh manusia.
Zea sendiri masih mengamati keseharian dan perbedaan kondisi mereka, sebab dia juga belum pernah mengamati hal ini sebelumnya. Jika hewan mulai terserang penyakit Monodna IV-98 dalam keadaan berbeda.
Yah, Zea memantau mereka sangat teliti. Bahkan dia bisa menghabiskan harinya di Laboratorium pribadinya, tidak peduli jika timnya menyuruhnya untuk makan siang bersama.
Bahkan Zea saja hanya keluar dari Laboratorium pribadinya jika mereka tengah mengadakan diskusi atau rapat kecil. Selebihnya, dia menghabiskan waktunya untuk terus memantau hewan uji cobanya.
*
*
Novel By : Msdyayu (Akun Dreame/Innovel, IG, sss)