Chapt 13. Absolute Decision

2451 Words
..**..            Hari itu, Badan Kesehatan Dunia berkunjung ke Laboratorium Nasional Amerika Serikat. Mereka mengutus 5 orang perwakilan untuk bertemu dengan dr. Zea Mays Coates secara langsung.            Tidak tahu menahu mengenai kedatangan mereka secara tiba-tiba, tim Zea menaruh curiga terhadap mereka yang ternyata ingin menghentikan penelitian Zea agar tidak diteruskan sampai ke Badan Kesehatan Dunia. Tentu saja Prof. Calder dan Prof. Gil murka.            Axton dan dr. Atlas juga terlihat tidak menyukai cara mereka menyambangi Laboratorium pribadi Zea dengan sikap seperti ini. Berbeda dengan dr. Viona yang masih bisa mengatur emosi demi menenangkan Zea yang mulai memberontak.            Hugo dan Rega terus berada disamping Zea dan berusaha untuk membuat keadaan agar tetap kondusif. Yah, mereka tahu bahwa kedatangan perwakilan anggota Badan Kesehatan Dunia membuat mereka terkejut bukan main. …            Tidak berbasa-basi, Kepala Laboratorium Nasional Amerika Serikat mulai mengadakan rapat besar. Masing-masing Departemen Laboratorium harus membawa 2 orang perwakilan dalam acara rapat besar itu.            Lalu, salah satu pihak Badan Kesehatan Dunia meminta Zea untuk menyiapkan bahan asli selama 30 menit sebelum acara rapat besar dimulai. Mereka meminta Zea agar melepas semua penelitiannya dan menjelaskan secara rinci di rapat terbuka nanti.            Yah, Zea hanya mengiyakannya saja. Dia memang menyiapkan semua bahan prensentasi secara rinci, tapi tidak untuk menampilkan bahan dan kadar yang sesungguhnya.            Selama 30 menit, Zea sudah selesai menyiapkannya. Dan mereka memulai rapat besar itu dengan kepala dingin.            Mungkin, tidak sedikit dari mereka masih menaruh rasa geram terhadap Zea. Disisi lain, tim Zea juga tidak akan tinggal diam jika mereka masih terus mengolok atau merendahkan penemuan baru Zea yang ternyata memang sahih. Sebab mereka telah mengujinya di masing-masing Departemen Laboratorium. …            Rapat diawali dengan kalimat pembuka oleh Kepala Laboratorium Nasional Amerika Serikat. Beliau mengatakan bahwa rapat ini dikhususkan untuk membahas penemuan baru yang diteliti oleh dr. Zea Mays Coates selama hampir 1 tahun lamanya.            Tidak lupa, pria itu mengatakan kalau Zea telah melanggar peraturan Laboratorium sebab telah menyelundupkan 9 ekor hewan percobaan ke dalam Laboratorium pribadinya. Dia bilang kalau tindakan Zea akan diberi hukuman ringan atau bahkan sama sekali tidak mendapatkan hukuman dan teguran jika penemuan barunya benar-benar membawa manfaat bagi manusia, terutama bagi bumi ini.            Yah, awal yang sangat baik untuk menenangkan hati Zea. Tentu saja mereka tidak ingin membuat Zea tertekan. Mereka takut, jika saja Zea merasa tidak dihargai lagi disini dan akhirnya memutuskan pindah ke Laboratorium lain atau ke Laboratorium Negara lain. … Beberapa menit kemudian.,            Terjadi pro dan kontra di media massa. Hal itu menjadi alasan kuat bagi sebagian peserta rapat menolak keras akan penemuan baru Zea.            Penjelasan Zea selama hampir 1 jam ternyata tidak berbuah manis. Mereka justru semakin menyangkal bahkan mengatakan kalau Zingi curas yang terbuat dari Curcuma longa dan Aspirin, secara umum hanya bisa menyembuhkan penyakit ringan seperti demam, batuk dan flu, kelelahan, serta penyakit ringan yang lain.            Sementara yang ingin diberantas adalah Monodnaviria Immunodeficiency Virus 2098 yang mampu membunuh manusia hanya dalam inkubasi penyakit selama 3 hari saja. Jadi, mereka menolak keras Zingi curas untuk dipraktekkan langsung ke tubuh pasien Monodna IV-98.            Namun, tim Zea mengatakan kalau apa yang diteliti oleh Zea memang benar telah terbukti mampu menyembuhkan penyakit Monodna IV-98 di tubuh hewan percobaan mereka. Lalu, mereka hanya tinggal melakukan penelitian terakhir terhadap pasien Monodna IV-98.            Dengan begitu, mereka bisa melihat hasil penelitian terakhir dan berhak mengambil kesimpulan. Jika belum dilakukan penelitian terakhir, maka mereka tidak berhak mengambil kesimpulan bahwa Zingi curas bukan penawar efektif.            Mendengar pernyataan itu langsung dari bibir Prof. Gil, sebagian dari mereka menolak keras. Mereka mengatakan tidak semudah itu melakukan penelitian terhadap manusia sebab ini bukan lagi zaman manusia bodoh yang rela menjadikan manusia sebagai alat untuk berperang secara nyata.            Yah, bahkan Prof. Calder ikut menimpali pernyataan Prof. Gil, bahwa mereka harus melakukan ini dan menyiapkan peralatan khusus jika saja terjadi hal yang tidak diinginkan terhadap pasien Monodna IV-98 yang sudah menghirup udara mengandung Zingi curas. Dan Prof. Calder mengingatkan mereka jika mengotak-atik penemuan baru Zea sama saja mereka tidak mempercayai Ilmuwan yang telah diberi hak oleh Badan Kesehatan Dunia.            Tidak hanya itu, Prof. Calder mengingatkan mereka kembali mengenai prosedur penelitian yang tidak melarang praktek terhadap manusia jika itu telah diuji berhasil di tubuh hewan yang memiliki DNA persis seperti manusia yaitu simpanse. Apalagi pengujian ini tidak membahayakan sebab bahan-bahan yang dipergunakan juga terbukti aman, walau mereka tidak mengetahui semua bahan secara detail.            Perwakilan dari Badan Kesehatan Dunia terdiam. Mereka masih menelaah pernyataan yang terlontar barusan.            Tidak mau mengambil pusing, mereka langsung menyuruh Zea untuk kembali melanjutkan penjelasannya. Setelah itu, mereka akan mendiskusikannya lagi.            Namun, setelah beberapa menit berlalu, hal yang sama terjadi lagi. Beberapa orang perwakilan dari Badan Kesehatan Dunia menyatakan tidak setuju dengan Zingi curas.            Mereka merasa kalau bahan-bahan yang terkandung di dalamnya sama seperti obat pada umumnya. Tapi, mereka sedikit mencurigai beberapa bahan lain yang mungkin saja terkandung di dalamnya, dimana Zea tidak mau menjelaskan itu.            Keteguhan Zea memudahkan jalan mereka untuk menolak keras penelitian tersebut. Bahkan perwakilan dari Badan Kesehatan Dunia mengatakan akan memberikan surat illegal terhadap Zingi curas dan melarang penawar itu untuk diteliti lebih lanjut.            Zea masih diam saja. Dia menatap lekat Prof. Calder Dilbert yang mulai terbawa suasana. Baru kali ini Zea melihat pria senja itu bermuka merah padam.            Apalagi Prof. Gil Beker ikut membuka suara membelanya. Termasuk dr. Atlas Blakeley dan Axton Bouncour yang meminta mereka untuk tidak sembarangan memberikan surat illegal terhadap penemuan baru seorang Peneliti.            Ketegangan otot terjadi diantara dua belah pihak dengan suara berbeda. Mereka bersikeras saling mempertahankan pendapat masing-masing.            Tidak sedikit yang mengatakan kalau Zingi curas hanya cairan biasa yang tidak mungkin ampuh menyembuhkan pasien Monodna IV-98. Tapi sebagian lagi mengatakan bahwa Zingi curas sudah bisa dikatakan sahih sebab ampuh menyembuhkan 2 ekor simpanse yang sengaja disuntikkan virus Monodna IV-98.            Ketidakterimaan Zea atas surat illegal yang akan ditujukan olehnya membuat mereka muak berada di dalam ruangan panas ini. Mereka mengatakan kalau Zea sangat berambisius ingin menjadi yang terbaik dan mengambil banyak simpati dari dunia. Mereka menyebut Zea sebagai orang yang haus akan pujian dan kekuasaan.            Oh tidak, Zea tertawa mendengar pernyataan yang terlontar ketus dari bibir beberapa orang perwakilan dari Departemen Laboratorium yang berbeda dengan timnya. Zea benar-benar tidak habis pikir, ternyata mereka sangat membencinya.            Perdebatan semakin sengit, salah seorang menengahi perdebatan mereka. Dia mengatakan bahwa Zea harus menerimanya. Sebab tidak mungkin bagi mereka menonaktifkan Laboratorium Nasional ini hanya untuk mengentikan penelitiannya.            Jika mereka melakukan itu, maka akivitas yang lain menjadi terhambat. Hal itu menjadi alasan kuat terakhir agar mereka bisa mengakhiri rapat besar ini.            Pernyataan mereka memancing emosi Zea semakin meluap. Tidak tahan dengan bantahan, tuduhan, bahkan penolakan yang tidak beralasan kuat, Zea kembali membuka suara.            Dia bertanya kenapa mereka semua bersusah payah melakukan ini, bahkan menyambangi langsung Laboratorium mereka hanya untuk menghentikan penelitiannya. Lalu Zea mengungkapkan perasaannya apakah mereka tidak memiliki pekerjaan lain yang lebih penting daripada ini. Deg!            Ucapan Zea barusan terdengar seperti tamparan keras. “Kalian … terlihat sangat takut sekali. Ada apa??” sambung Zea menatap tajam beberapa orang yang diutus langsung oleh Badan Kesehatan Dunia untuk menyambangi Laboratorium mereka hanya untuk memberi peringatan langsung terhadap penelitiannya.            Zea menyeringai memperhatikan respon mereka. Dia masih bisa mempertahankan harga dirinya, tapi mencoba untuk membidik beberapa orang di ruangan ini yang sejak tadi menatapnya tidak suka juga merendahkan.            Seorang wanita berdiri dan menatap tajam beberapa orang sebagai perwakilan dari Badan Kesehatan Dunia. “Kendalikan kontrolmu, dr. Zea! Apa kau lupa, kau sedang berhadapan dengan siapa saja disini??” tanya wanita berusia 44 tahun itu lalu beralih menatap tim Zea bergantian.            Lagi-lagi, Zea menyeringai menatap wanita dari perwakilan Departemen Laboratorium lain. Entahlah, rasanya dia sudah kebal dengan ilmu rekan kerjanya ini. “Tentu aku tidak lupa, Dokter. Aku sangat sadar dengan ucapanku tadi. Apa aku salah bertanya seperti itu?” tanya Zea dengan nada bicara santai dan terdengar datar.            Yah, Zea tidak paham kenapa mereka semua terlihat takut sekali. Apa salahnya kalau dia meracik penawar ini, lalu mereka hanya tinggal menyetujuinya saja agar dia mudah melakukan penelitian terakhirnya untuk diaplikasikan langsung terhadap pasien pengidap Monodna IV-98.            Karena jika saja penelitian terakhirnya berhasil, maka tidak hanya dia tetapi keluarga mereka juga akan merasakan dampak positifnya. “Kenapa kalian begitu gelisah sekali. Apa ada yang salah jika penelitian ini berhasil atau tidak?? Sementara bahan-bahan dasar yang digunakan tidaklah berbahaya. Kenapa kalian … seperti ingin meredam dan menghentikan penelitianku ini. Ada apa dengan kalian??” tanya Zea lagi menatap mereka semua bergantian. Glek!            Beberapa orang dari mereka terlihat tegang sekali. Namun, mereka berusaha untuk bersikap professional disaat seperti ini dengan memegang kewibawaan gelar masing-masing. “Bukan itu yang kami maksud, dr. Zea. Coba kau pahami sekali lagi maksud kami. Penawarmu hanya berisi bahan-bahan biasa. Bagaimana bisa kami mempercayai itu bisa menjadi penawar terbaik untuk Monodna IV-98? Tapi kalau saja kau mengatakan semua bahan-bahannya secara lengkap … tidak menutup kemungkinan kami akan mempercayainya. Atau mungkin akan menyetujui jika saja Zingi curasmu itu terbukti ampuh,” ujar seorang pria perwakilan dari Badan Kesehatan Dunia.            Semua tim Zea tertawa geli mendengar penuturan pria itu. “Apa pengujian terhadap simpanse juga belum cukup, Professor??” sahut Hugo ikut membuka suara. Dia sudah menahan kesal sejak 1 jam yang lalu. “Kalau kalian tidak percaya, lalu kenapa kalian tidak memberikan satu kesempatan bagi dr. Zea agar bisa membuktikan keefektifan penawar Zingi curas?? Kenapa kalian langsung menghakiminya seolah penawar itu sangat berbahaya, sementara kalian mengatakan kalau Zingi curas sangatlah sederhana,” sambung dr. Atlas Blakeley masih bertahan dengan emosinya. Deg! Glek! “Maaf, Professor. Tapi … sepertinya kalian lupa bahwa sebagai seorang Peneliti, kami berhak atas pekerjaan dan status kami. Kami berhak mempertahankan apa yang sedang kami lakukan selagi itu tidak membahayakan nyawa manusia. Aku yakin kalian juga tidak akan melupakan satu hal … bahwa Monodna IV-98 juga berasal dari tangan manusia, bukan?” ujar dr. Viona tersenyum tipis. Glek!            Mereka terdiam dan tidak bisa berkutik. Panas, ruangan ini sangat panas dan membuat sebagian dari mereka menjadi gerah. Prof. Calder dan Prof. Gil mencoba untuk diam sejenak. Mereka sudah beradu pendapat dan sudah diam sejak 30 menit lalu.            Bukan tidak ingin membela Zea, tapi mereka tahu kalau wanita berusia 26 tahun itu tidak akan bisa dihentikan. Apalagi Zea memegang kontrak kuat yang bisa dijadikan sebagai tameng khusus untuk memberontak terhadap Badan Kesehatan Dunia.            Tiba-tiba saja, seorang pria yang sejak tadi diam, dia mulai membuka suara. “Kau tidak waras, dr. Zea! Mereka sudah melarangmu bahkan berniat memberikan surat illegal untuk penawarmu. Tapi kau malah membangkang! Kau pikir, hanya kau yang paling hebat disini?? Kau hanya seorang Dokter Umum biasa. Kau tidak berhak mengatur mereka. Kau harus paham batasanmu!” ketus pria itu menatap tajam Zea.            Ucapan pria itu membuat d**a Zea naik-turun. Sejak tadi, dia berusaha bersikap biasa saja.            Apalagi ketika salah seorang wanita mengatakan dia sudah kehilangan kesadaran, seakan menganggap dirinya tidak waras lagi. Lalu sekarang, pria ini juga mengatakan hal yang sama.            Zea tidak habis pikir, dimana letak kesalahannya? Kenapa mereka begitu menentang ini? Bukankah penelitiannya ini sama halnya seperti penelitian biasa? Hanya bedanya terletak di tujuan dan fokus utama yaitu Monodnaviria Immunodeficiency Virus 2098.            Dia ikut tersulut emosi ketika mereka mengatakan dirinya tidak waras. Saat dia hendak membuka suara, seorang wanita yang duduk disana lebih dulu melontarkan balasan ketus. “Kalian sanggup mengatakan kalau dr. Zea tidak waras. Lalu apa sebutan untuk kalian yang menolak Zingi curas sementara hasil penelitian ketiga menunjukkan respon efektif bagus?? Dan sekarang kalian mau mengubah hasil tersebut seolah kalian sudah mendapatkan jawaban pasti??” ujar Rega berusaha mengungkapkan isi hatinya dengan nada biasa saja.            Axton menutup buku yang sejak tadi ia buka. Dia menyeringai menatap tajam Zea yang masih berdiri di ujung sana, tepat di dekat layar proyektor utama. “Untuk apa kau masih berdiri disana, dr. Zea?” tanyanya menatap Zea. Dia masih melanjutkan kalimatnya, mengalihkan tatapannya tertuju pada beberapa orang perwakilan dari Badan Kesehatan Dunia yang sepertinya sudah tidak nyaman berada di ruangan rapat ini. “Lebih baik akhiri saja rapat ini, Professor, Doktor. Aku pikir … kalian sudah menemukan jawaban yang tepat. Kalian bisa membuat kesimpulan resmi mengenai Zingi curas, bahwa dia tidak mampu menjadi penawar yang efektif di udara. Walaupun … kesimpulan itu dibuat melalui ilmu tak kasat mata,” ujar Axton menyindir halus.            Mereka tertegun mendengar pernyataan kasar Axton barusan. Tidak lama sejak Axton mengeluarkan pernyataannya, salah seorang pria langsung membuat keputusan mutlak yang membuat mereka terperangah. “Kalau kau tetap memberontak, dr. Zea … jangan salahkan kami kalau kami akan bertindak kasar untuk mencopot gelarmu. Kami tidak akan segan melakukan itu jika kau benar-benar nekat melakukannya,” ujar pria itu, perwakilan dari Badan Kesehatan Dunia hingga membuat mereka semua terdiam.            Hening, tidak ada seorangpun yang menyela pembicaraanya barusan. Dan entah kenapa, semua peserta rapat menatap ke arah Zea yang terdiam menatap tajam pria yang berbicara tadi. Dia tidak paham kenapa orang-orang ini sangat menentang keras. Sikap mereka membuatnya curiga semakin dalam. Namun, Zea sadar tidak pantas memikirkan hal yang bukan seharusnya. Karena itu bukan urusannya. Tidak mau berlama-lama disana, Zea memilih untuk menonaktifkan layar proyektor. Sepertinya, memang tidak ada lagi kesempatan baginya untuk melakukan penelitian terakhir.            Jika dia melakukan ini tanpa persetujuan mereka, kemungkinan mereka akan benar-benar memberikan surat illegal untuknya dan benar akan membawa kasus ini ke jalur hukum. Sungguh ironis sekali, pikir Zea. Padahal niatnya sangat baik dan bukan untuk pujian semata. Ya sudahlah, Zea ingin menenangkan diri sejenak. Dia sudah lelah dengan penelitiannya selama ini. Dia rela menghabiskan waktunya hanya untuk mencari penawar yang tepat. Yah, dia mengakui kesalahannya. Tapi dia pikir itu tidak akan menjadi masalah. Ternyata memang benar, itu memang tidak dipermasalahkan oleh mereka. Namun, yang dipermasalahkan oleh mereka adalah Zingi curas yang disebut sebagai penawar biasa. Padahal sudah sangat jelas bahwa Zingi curas mampu mengobati hewan yang terjangkit virus Monodna IV-98. Bahkan ketika ditanam ke dalam media khusus pun, virus Monodna IV-98 tidak melawan dan akhirnya melemah, lalu mati. Sikap diam Zea membuat salah satu dari mereka kembali membuka suara. “Maafkan kami, dr. Zea. Kami akan membawa semua berkas ini dan akan memperlihatkannya di hadapan mereka. Mungkin 5 atau 6 hari lagi, kami akan mengirimkan surat keputusan untuk Zingi curas. Maaf … penelitianmu kali ini kami tolak,” ujar pria itu tersenyum tipis.            Zea enggan untuk membalas apalagi menatap mereka. Dia hanya diam saja sembari membereskan semua barang-barangnya disana.            Menutup beberapa buku dan berkas pentingnya. Lalu dia menonaktifkan laptopnya. Dia merasa hari ini begitu buruk. Semua yang dia perjuangkan selama ini, sia-sia tanpa pertimbangan atau kesempatan satu kali saja.            Dia sangat kecewa sekali. Tapi entahlah, Zea hanya ingin tenang terlebih dulu. Mungkin, sudah saatnya dia berhenti melawan. Entah kenapa, dia sangat lelah sekali.            Sementara tim Zea yang lain, mereka juga hanya bisa diam saja. Bukan tidak ingin membela, tetapi keadaan belum mengizinkan mereka untuk membela Zea lagi. Sebab perwakilan dari Badan Kesehatan Dunia sudah memberikan keputusan mutlak. * * Novel By : Msdyayu (Akun Dreame/Innovel, IG, sss)
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD