Pengangguran

1441 Words

Jingga’ POV “Mentang-mentang pengangguran, jam segini baru bangun, ampun deh, Mama sama kamu.” Aku terkekeh mendengar celotehan mama pagi ini. Ini hari ketigaku mengemban status baru sebagai pengangguran, pengangguran kok bangga. “Gimana perkembangan perizinannya?” “Sabar, ndoro, baru juga Jingga free dua hari ini, Ma.” “Biar dilanjutin Tante Ve, deh, kamu buruan ke sini.” “Kangen, ya, Ma?” godaku pada Mama. “Bukan kangen, kerjaan Mama numpuk di sini.” Oh, ya ampun Mama jujur banget orangnya. Butik mama ini punya rumah produksi batik sendiri, juga ada kerjasama dengan UMKM setempat. “Ter-la-lu.” Mama terkekeh di seberang telepon sana. Ini tidak seperti pembicaraan awal. Mama meminta aku untuk membantu mengurus butik di Jogja, ikut memantau proses produksi. Kemungkinan besar aku

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD