Kecupan Peringatan

1266 Words

Tak ada yang berani meminta klarifikasi apa pun. Mereka terlihat tak percaya tapi juga enggan bertanya. Sejak tadi, aku hanya meringis saat dipandang sinis oleh Rita. Dia duduk tak jauh dariku. Sudah pasti segudang pertanyaan bersarang di kepalanya, tapi dia tidak bisa menyuarakannya, mengingat Kak Damar terus menempel padaku. “Ga, setelah ini, kalau senggang ikutlah denganku,” ujar Mas Seno. “E—eh, ke mana, Mas?” aku melirik Kak Damar yang sedang menatap Mas Seno tajam. “Rukyah, aku curiga kamu dipelet, dia.” Mas Seno menunjuk Kak Damar dengan dagunya membuat Pak Zein dan Bagas terkekeh. Aku pun mencoba menahan tawaku, sedangkan Kak Damar mengalihkan pandangannya dari Mas Seno. Dia? Ah, iya, aku baru ingat. Kak Damar pernah cerita kalau Mas Seno adalah sepupunya. Beginikah interaks

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD