Helena membuka matanya perlahan, dan dirinya menatap pada perutnya yang terhimpit oleh sebuah tangan. Dirinya menatap pada Justin yang tidur dengan mulut terbuka, dan tampak sangat nyenyak sekali.
Helena tertawa kecil melihat keadaan pria ini. Helena tidak tahu kapan Justin pulang dan dia sepertinya memang sudah tertidur ketika Justin pulang ke rumah. Dia mengusap kening Jutsin lembut, membuat pria itu mengumam dengan lucunya.
Justin membuka matanya perlahan, lalu dirinya tersenyum pada Helena. “Kamu tadi malam nyenyak banget tidurnya sayang, makanya aku nggak mau ganggu tidur kamu, dan langsung aja tidur sendiri dan meluk kamu,” ucap Justin.
Helena mendengarnya tertawa kecil, dan dia mencium kening Justin dengan gemas, dirinya tidak menyangka, kalau kekasihnya ini akan berkata sebaik itu dan juga amat perhatian sekali. Helena menatap pada pakaiannya yang lumayan terbuka, dan dia menarik selimut.
Justin dari tadi sudah memerhatikan pakaian Helena, dan membuat bagian bawah tubuhnya menegang melihat itu. Dan dia tidak mau membuat hal yang tidak senonoh pada Helena, dan membuat Helena akan menjauhi dirinya. Atau semakin susah untuk dirinya mengajak Helena menikah.
“Sayang, kamu sudah memutuskan untuk menikah dengan diriku atau tidak?” tanya Justin dan berharap Helena mau menikah dengan dirinya.
Helena yang mendengar ucapan Justin dia tampak berpikir sebentar, dan matanya melihat ke sembarang arah. Dirinya memang sudah sangat nyaman tinggal di sini bersama dengan Justin, dan pria itu juga bersikap baik dengan dirinya, namun dirinya masih bimbang untuk menerima Justin sebagai suaminya atau tidak.
“Dan kalau aku menerimamu menjadi suami. Kau akan menikahi aku langsung?” tanya Helena pada Justin.
Justin yang mendengarnya mengangguk. “Tidak langsung juga hari ini, tapi, aku akan mengenalkan dirimu dengan ayah dan ibuku. Dan kau akan tahu semua keluargaku,” jawab Justin.
“Dan kita akan menikah beberapa bulan ke depan. Paling lama dua bulan, aku mau menyiapkan pernikahan yang sempurna untuk dirimu,” kata Justin.
Helena yang mendengarnya mengangguk, dan dia mengerti dengan Justin yang mau terbaik, dan dirinya juga ingin yang terbaik untuk pernikahannya ini. Dia ingin mebnikah sekali seumur hidup, dan kalau Justin pria yang pertama untuknya. Maka selamanya akan menjadi pria pertama untuk dirinya.
“Aku mau.” Ucap Helena.
Justin yang mendengarnya tersenyum senang dan dia langsung membawa Helena masuk ke dalam pelukannya dan dia mencium kening Helena beberapa kali, membuat Helena tertawa kecil dengan apa yang dilakukan oleh Justin pada dirinya.
“Terima kasih. Kau sudah mau menerima diriku sebagai calon suamimu,” kata Justin.
Helena mendengarnya mengangguk, dan dirinya turun dari atas ranjang dan akan mandi. Dia mau menyiapkan sarapan, walau dirinya yakin, kalau chef di dalam mansion ini sudah menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Justin. Tapi, dia akan membuatkan kopi saja untuk Justin nantinya.
“Kau tidak mau mengajak diriku untuk mandi bersama sayang?!” tanya Justin dengan berteriak pada Helena.
Helena mendengar itu menatap tajam pada Justin. Dan dia mengacungkan jari tengahnya pada Justin. “Walau aku sudah bersedia untuk menjadi istrimu, namun kasu tidak bisa melakukan itu denganku, aku tidak akan mau melakukannya kalau kau dan aku belum menikah!” kata Helena.
Justin mendengarnya tertawa kecil, dan dirinya mengangguk mendengar apa yang dikatakan oleh Helena padanya. Dia setuju dengan apa yang dikatakan oleh Helena. Dan dia tidak akan melakukan itu juga dengan Helena, dia akan menunggu sampai Helena menjadi istrinya.
“Sayang, aku tidak akan melakukan itu denganmu. Aku akan menunggu kau sampai sah menjadi istriku!” kata Justin.
Helena mendengarnya mengulum senyumnya, dan dia mengangguk. Dia masuk ke dalam kamar mandi, dan setelahnya dia keluar dari kamar mandi dengan pakaiannya yang lebih fresh dan tampak segar. Helena menatap pada Justin yang sudah rapi dengan pakaian santainya. Lelaki itu tidak pergi bekerja?
“Kau tidak pergi bekerja?” tanya Helena dan dia duduk di samping Justin, memerhatikan apa yang dilakukan oleh Justin.
Justin yang mendengar pertanyaan Helena menggeleng. Dia tidak akan pergi bekerja, dirinya akan di sini hari ini. Dia akan menemani Helena untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan untuk mereka. setelah Helena menerima dirinya sebagai calon suaminya. Dan mau menikah dengan dirinya.
“Tidak. Aku sudah kaya. Dan aku tidak perlu bekerja terus menerus.” Jawab Justin.
Helena yang mendengarnya mencibir, dan kenapa juga Justin harua membanggakan dirinya yang sudah kaya raya, lagian Helena sudah tahu kalau lelaki itu kaya raya, dan Justin tidak perlu mengatakan pada dirinya.
“Ya, aku sudah tahu kalau dirimu kaya raya! Dan kau tidak perlu mengatakannya.” Kata Helena.
Justin mendengarnya tertawa kecil, dan dia mengacak rambut Helena gemas. “Ayo, kita ke bawah. Kita akan sarapan.” Kata Justin, membawa Helena untuk ke bawah dan makan bersama. Helena menggenggam tangan Justin untuk turun ke bawah.
Justin menarik kursi dan mempersilakan Helena untuk duduk. Dirinya duduk di depan Helena, dan keduanya mulai makan dengan tidak berbicara sedikit pun. Justin menyudahi makannya lebih dulu, dan dia mengambil kopi dari atas meja.
Helena tadi mau membuatkan kopi untuk Justin, namun sudah dibuatkan oleh pelayan, sehingga dirinya tidak jadi membuatkan Justin kopi. Matanya melihat pada ponsel Justin yang terus saja bergetar dari tadi, dan kenapa pria itu tidak mengangkatnya saja, dan agar orang yang menelepon itu tidak kembali menelepon dan membuat suara bising.
“Angkat saja. Kenapa kau tidak mengangkatnya?” tanya Helena pada Justin.
Justin yang mendengar ucapan Helena dirinya mengambil ponselnya, dan dia melihat siapa yang menelepon dirinya. Dan dia menghela napasnya kasar. Karena yang menelepon dirinya adalah ibunya sendiri, dan Justin yakin kalau ibunya pasti akan mengomel pada dirinya, dan mengatakan hal-hal yang membuat kepala Justin sakit mendengarnya.
Justin mematikan ponselnya, membuat Helena bingung dengan apa yang dilakukan oleh Justin. Kenapa pria itu mematikan ponselnya. Memangnya siapa yang menelepon Justin?
“Kenapa dimatikan? Memangnya siapa yang menelepon dirimu?” tanya Helena.
Justin yang mendengar apa yang dikatakan oleh Helena, berdeham pelan dan dirinya menggeleng.
“Bukan orang penting. Ibuku yang menelepon diriku, dan aku tidak berniat untuk menjawab teleponnya, palingan dia hanya mengomel saja.” Jawab Justin.
Helena mendengarnya menganga dan tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Justin. Panggilan dari ibunya saja dimatikan, dan ibunya pasti akan sangat kesal pada Justin. Helena tidak bisa membayangkan kalau dirinya memiliki anak seperti Justin, pasti akan menguji kesabarannya sekali.
“Hei! Itu ibumu! Dan harusnya kau menjawab panggilan telepon dari ibumu, bisa saja dia merindukan dirimu, dan kau malah tidak mengangkat panggilan teleponnya, kau ini anak yang tidak berbakti pada orang tua!” kata Helena mengomel.
Justin yang mendengar Helena mengomel pada dirinya, dia sedang meraskan kalau yang mengomel sekarang adalah ibunya. Dan kalau dia menikah dengan Helena nantinya. Jangan biarkan Helena sering bergaul dengan ibunya.
Atau kepala Justin akan terasa sakit nantinya. Karena akan ada dua perempuan yang terus mengomeli dirinya, dan membuatnya pusing tujuh keliling.
“Helena, aku malas berdebat dengan ibuku. Dan aku tidak mau dia terus marah-marah tidak jelas, dan membuat diriku sakit kepala mendengarnya,” ucap Justin.
Helena yang mendengarnya menggeleng pelan, dia tidak menyangka, kalau Justin akan berkata seperti itu. Padahal Helena sangat ingin memiliki orang tua lengkap seperti yang dirasakan oleh Justin sekarang. Namun dirinya tidak bisa merasakan itu, karena dirinya tidak akan pernah bisa.
“Kau harusnya bersyukur kau memiliki hidup yang mewah dan orang tua yang lengkap. Banyak anak di luaran sana yang ingin seperti dirimu, dan mereka ingin memiliki kehidupan seperti ini. dan termasuk aku,” kata Helena tersenyum kecut.
Justin yang mendengarnya terdiam, dan dia merasa bersalah pada Helena. Dia kembali menghidupkan kembali ponselnya dan dia menelepon balik ibunya.
“JUSTIN! KENAPA KAU TIDAK MENGANGKAT TELEPON MOMMY!”
Justin menjauhkan ponselnya mendengar ibunya berteriak dan dia mengusap telinganya, dan dia menatap pada Helena yang menahan tawanya. Dia membesarkan suara ponselnya, dan meletakkan ponselnya di atas meja.
“KAU KENAPA BELUM JUGA PULANG?! KALAU KAU TIDAK PULANG MEMBAWA CALON ISTRI! JANGAN SALAHKAN MOMMY YANG AKAN MENYERET DIRIMU DAN MENGELUARKAN DIRIMU DARI ANGGOTA KELUARGA!”
Justin rasanya sangat malu sekarang, dan melihat pada Helena yang terus saja tertawa kecil, dan Helena tidak mengatakan apa pun. Dirinya sangat malas kalau mengangkat telepon dari ibunya, ini yang membuat dirinya malas.
“Mom, aku akan pulang dua hari lagi. Mommy tidak perlu berisik dan berteriak di ponsel!” kata Justin.
Ibunya Justin terdengar berdecak dari seberang sana. “Kalau kau tidak disuruh pulang, maka kau tidak akan pulang. Mommy rindu pada dirimu. Dan kau sudah menemukan calon istri? Katamu sudah kemarin. Dan bawah dia pulang kemari,” ucap ibu Justin.
Justin mendengarnya menghela npasnya kasar. “Baik, Justin akan membawanya kemari, dan Mommy tidak perlu takut karena aku tidak membawa calon menantu,” ucap Justin.
Ibunya Justin tertawa kecil, dan setelahnya dia mematikan sambungan telepon itu. Membuat Justin merasa lega, dan matanya melihat pada Helena yang sudah selesai makan dan akan membawa piring kotor ke dapur.
“Apa yang kau lakukan?! Letakkan saja di situ! Dan kau tidak perlu membawa piring kotor itu masuk ke dapur. Itu sudah tugas para pelayan di sini, dan percuma saja aku bayar mereka mahal, kalau kinerja mereka tidak bagus sama sekali!” ucap Justin.
Helena mengangguk mendengarnya, dan dia kembali meletakkan piring kotor itu, dan dirinya duduk di tempatnya. Dan dia mengambil ponselnya dan dia memainkannya, lalu matanya melihat pada Justin yang memainkan ponselnya juga. Dan setelahnya pria itu kembali menyimpan ponselnya.
“Helena, kau mau pergi jalan bersama diriku?” tanya Justin.
Helena yang mendengarnya mengangguk, dan dia berdiri dari tempat duduknya, dan dia meraih tangan Justin dan keduanya saling bergandengan tangan keluar dari dalam mansion. Justin membuka pintu mobil untuk Helena, dan Helena masuk ke dalam mobil.
Justin mulai melajukan mobilnya membelah jalanan, dan sekali-kali dirinya akan menggenggam tangan Helena, dan dia mencium pungung tangan Helena. Helena yang dicium punggung tangannya oleh Justin tertawa kecil.
“Kau terlihat manja sekali, dan apakah sebelumnya saat kau menjalin hubungan dengan perempuan lain, kau akan semanja ini?” tanya Helena pada Justin.
Justin yang mendengarnya tertawa kecil dan dia menggeleng, dia tidak pernah melakukan hal ini sebelumnya. Dan hanya pada Helena dirinya melakukan hal seperti ini. Dia dari awal sudah menyukai Helena, dan berniat untuk bersama dengan Helena untuk selamanya.
“Tidak pernah. Aku hanya seperti ini, hanya pada dirimu saja. Dan aku tidak pernah seperti ini pada wanita lain sebelumnya. Kau satu-satunya wanita yang aku perlakukan seperti ini, dan jangan mengatakan kalau aku membual. Karena aku tidak membual sama sekali!” kata Justin.
Helena tertawa kecil mendengarnya dan dia mengangguk, dia percaya dengan apa yang dikatakan oleh Justin pada dirinya. Kalau pria itu tidak membual sama sekali, dan memang sungguh mencintai dirinya. Helena menatap pada Mall yang ada di depannya. Dia menghela napasnya kasar. Dia tidak mau ke sini.
“Kita bisa ke pantai saja?” tanya Helena pada Justin.
Justin yang mendengarnya mengangguk, dan dirinya membawa mobilnya untuk menjauh dari kawasan Mall dan akan ke pantai seperti apa yang diminta oleh Helena. Tiga jam menempuh perjalanan mereka sudah tiba di pantai, dan Helena keluar dari dalam mobil, dan dirinya menatap pada ombak laut.
Dan dia merentangkan tangannya. Merasakan ketenangan dari ombak laut yang menyapu wajahnya sekarang. Rasanya amat tenang dan menyenjukkan sekali. “Ini sangat menyenangkan.” Kata Helena.
Justin yang mendengarnya tertawa kecil, lalu dirinya mengangguk. Benar apa yang dikatakan oleh Helena. Kalau ini sangat menyenangkan sekali. Justin tidur di atas pasir, dan dia menatap pada matahari yang akan mulai membumbung tinggi. Dia sudah menyewa sebuah hotel di dekat sini, untuk dirinya dan Helena.
Helena yang melihat Justin berbaring, dirinya ikut berbaring di samping Justin dan dia menggenggam tangan Justin. Dan lelaki itu membalas genggaman tangan Helena padanya, dia tersenyum pada Helena, dan dia memberikan sebuah kecupan di punggung tangan Helena membuat Helena tertawa kecil dengan apa yang dilakukan oleh Justin padanya.
Helena duduk di atas pasir, dan dia menatap pada jarinya. Dan dia baru tersadar tadi pagi Justin meminta dirinya untuk menjadi istri pria itu, dan pria itu tidak memberikan cincin untuknya. Mana bisa seperti itu.
Helena menatap pada Justin yang menutup mata. Dia berdecak kesal melihatnya. Justin yang mendengar Helena berdecak kesal, segera membuka matanya dan dia menatap pada Helena yang menatap tajam pada dirinya.
“Ada apa Helena?” tanya Justin.
Helena cemberut pada Justin. “Kau tidak memberiku cincin!” kata Helena.
Justin yang mendengarnya tertawa kecil, dan dia mengambil sesuatu di saku celananya, dia berencana untuk melamar ulang Helena. Namun sepertinya tidaj jadi, karena gadis itu yang sudah menanyakan cincinnya. Dia meraih tangan Helena dan memasukkan cincin itu ke jari Helena.
Tampak sangat cantik dan pas sekali di jari Helena, dirinya mencium jari Helena. Membuat Helena tersipu dengan apa yang dilakukan oleh Justin pada dirinya. Helena berdeham pelan, dan dia akan berdiri dari tempat duduknya sekarang dan Justin mengikuti langkah Helena. Dan dia menatap Helena yang berjalan menuju restoran yang ada di dekat pantai. Dirinya tersenyum.
“Kau sudah lapar sayang. Maaf, aku tidak seharusnya langsung membawamu ke pantai. Dan aku sudah menyewa salah satu kamar hotel di sini. Dan kita menginap di sini,” ucap Justin memberitahu Helena, Helena yang mendengarnya mengangguk, dan dirinya duduk di salah satu meja.
Dan dia menatap pada menu makanan di dalam restoran ini, dan rasanya sangat enak-enak sekali kelihatannya.
Justin yang melihatnya mengulum senyumnya. “Kaub mau memesan semuanya?” tanya Justin.
Helena mendengar itu menaikkan sebelah alisnya pada Justin, dan setelahnya dia menggeleng. Untuk apa dirinya memesan semua makanan itu, yang akan membuat dirinya tidak bisa menghabiskan semua makanan itu nantinya.
“Tidak. Pesan ala kadarnya saja. Dan kalau memesan yang banyak nanti, takutnya tidak akan habis.” Kata Helena.
Justin yang mendengarnya mengangguk, dan dirinya memesan berbagai macam makanan dan minuman. Mereka pesan dalam porsi kecil. Karena Helena yang menginginkan itu. Dan keduanya mulai makan, dan saling tersenyum satu sama lain. Lewat tatapan mereka.
“Kau sangat cantik Helena. Aku selalu jatuh cinta pada dirimu setiap saatnya,” ucap Justin.
Helena yang mendengar ungkapan cinta dari Justin, dia merasakan pipinya bersemu merah dan dia mengangguk. Dia menatap pada sembarang arah dan dia menatap pada anak-anak yang hanya melihat saja dan tidak makan. Dan mereka juga menelan saliva mereka.
Helena berdiri dari tempat duduknya dan dia berjalan mendekati anak-anak itu.
“Halo, kalian lapar?” tanya Helena pada mereka semuanya.
Anak-anak itu mengangguk. “Iya, Kak. Kami lapar. Dan kami tidak mampu membeli makanan di sini,” jawab salah satu anak.
Helena menyuruh kelima anak itu untuk masuk ke dalam restoran dan dia menyuruh kelima anak itu untuk duduk. Justin melihat semuanya, dan dia melebarkan senyumannya ketika Helena memanggil pelayan dan menyuruh pelayan untuk menyiapkan makanan yang ada di mejanya tadi ke meja anak-anak ini. dan dalam porsi lebih besar sedikit.
Dan pelayan itu mengangguk. Dan segera pergi dari sana.
“Kalian punya keluarga di rumah?” tanya Helena.
Kelima anak itu mengangguk. “Punya Kak. Dan kami tadi membantu ayah dan ibu untuk mencari uang. Dan uangnya ini masih kami simpan, dan akan berikan pada ayah dan ibu untuk mengobati adik kami.” Ucap salah satu anak.
Helena mendengarnya merasa sedih, dan dia menatap pada Justin. Justin mengangguk dan pria itu mengeluarkan dompetnya, dan memberikan pada Helena. Helena mengambil uang Justin di dalam dompet.
“Ini tambahan untuk obat adik kalian. Dan tunggu makanan juga nanti, karena Kakak akan membungkuskan makanan untuk kalian,” ucap Helena membuat anak-anak itu tersenyum cerah mendengarnya, dan mereka tidak menyangka, kalau mereka akan bertemu dengan orang sebaik Helena hari ini.
“Terima kasih Kak!” ucap anak-anak itu.
Helena mengangguk. “Sama-sama.” Jawab Helena, dan dia kembali duduk bersama dengan Justin, dan dia memakan makanannya. Justin terus saja memerhatikan Helena, dan ini yang disukai oleh Justin pada diri Helena.
Helena yang amat baik dan sederhana sekali. Dan dia selalu saja menolong orang-orang dan tidak pernah sombong. Karena sebagian wanita yang berasal dari kalangan bawah dan menjadi kalangan atas, mereka akan sombong. Namun berbeda dengan Helena. Dia sangat bersikap baik dengan anak-anak itu.