Bab 08. Memuaskan

2406 Words
Helena menatap pada Justin yang berkeliaran dengan celana pendeknya dan tidak memakai atasan sama sekali. Helena menggeleng pelan, dirinya berjalan mendekati Justin dan memegang tangan pria itu. Membuat Justin menghentikan langkahnya lalu menatap pada Helena dengan mengangkat sebelah alisnya. “Ya?” tanyanya dan menatap pada tangannya yang di pegang oleh Helena. Helena yang menatap pada tangannya langsung menyengir. Dirinya melepaskan tangannya dari tangan Justin. Justin yang melihat itu merasa kehilangan, dirinya ingin disentuh oleh Helena terus. Dan dia memegang tangan gadis itu membuat Helena mengangkat sebelah alisnya. “Kau kenapa hanya pakai celana pendek saja?” tanya Helena. Justin yang ditanya mengaruk pelipisnya dan tertawa kecil. “Aku baru siap olahraga, dan ini aku mau mandi, “ jawab Justin dan tersenyum lembut pada Helena. Helena mendengarnya mengangguk, dan matanya menatap tajam pada pelayan di dalam rumah ini, yang menatap Justin dengan tatapan penuh minat mereka. Helena mengeram pelan, dan dirinya menarik tangan Justin menuju kamar pria itu. Justin yang ditarik menuju kamarnya, merasa bingung, lalu dirinya melihat pada Helena yang menghela napasnya kasar, dan Helena melepaskan tangannya dari tangan Justin. Justin duduk di sofa dalam kamarnya. “Ada apa?” tanya Justin. Helena berdecak pelan mendengar Justin yang bertanya pada dirinya, dia tidak mau melihat Justin seperti ini. Yang akan mengundang semua tatapan dari pelayan betina dalam mansion ini. Dirinya berjalan menuju walk in closet dan mengambil baju kaos Justin. Dan memberikan pada lelaki itu. Justin mengambilnya, dan merasa bingung dengan apa yang dilakukan oleh Helena pada dirinya sekarang, namun dirinya tetap memakai baju kaos yang diberikan oleh Helena padanya. Dan dia memiringkan kepalanya. “Aku tidak suka melihatmu berpenampilan seperti ini! Kau tidak melihat tatapan para pelayan wanita di dalam mansion mu? Mereka semua menatapmu dengan tatapan penuh minat mereka!” ucap Helena dan duduk di depan Justin dengan wajah cemberutnya. Justin yang mendengarnya tertawa kecil, dirinya mengangguk dan tahu sekarang, kalau Helena sedang cemburu. Dia sangat senang melihat Helena cemburu. Dirinya mengapai wajah Helena, dan memberikan sebuah kecupan di dahi Helena. “Kau tidak perlu cemburu sayang. Aku tidak akan oleh mereka semuanya. Kalau aku tergoda pada mereka, tidak akan mungkin aku mau bersamamu, dan membawa dirimu ke sini,” ucap Justin memberikan pengertian pada Helena. Helena mendengarnya mengulum senyumnya, dan dia beranjak dari tempat duduknya lalu duduk di samping Justin. Dirinya memeluk lengan Justin yang berkeringat, membuat Justin tersenyum senang dengan apa yang dilakukan oleh Helena pada dirinya. Dia mengusap rambut Helena lembut. Dan mencium puncak kepala Helena. Helena yang dicium puncak kepalanya, semakin mendusal di lengan Justin. Seperti anak kucing yang ingin dimanja oleh tuannya. Dan Helena memang sangat ingin dimanja oleh Justin. Selama ini dirinya tidak pernah dimanja oleh siapa pun. Dirinya selalu berjuang sendirian dan hidup sendirian. Dan Justin datang menculik dirinya, dan memberikan perhatian itu pada dirinya. Dirinya tidak bisa menolak, bahkan dirinya sangat senang diberikan perhatian oleh Justin. “Aku mau mandi sayang. Kau lepas dulu, ya,” ucap Justin berbicara dengan nada lembutnya. Dirinya mau mandi sekarang, dan tidak mau Helena memeluk dirinya dengan keadaan dalam berkeringat seperti ini. Dia juga bau. Dan dia mau Helena memeluk dirinya saat dirinya sudah harum tentunya. Helena menggeleng, dirinya tidak mau melepaskan Justin, dia mau memeluk Justin terus, dan tidak peduli kalau Justin berkeringat dan bau seperti sekarang. “Tidak. Aku mau memeluk dirimu terus,” ucapnya tersenyum lebar pada Justin. Justin yang mendengarnya menghela napasnya. Dia sangat senang dengan Helena yang bermanja pada dirinya. Namun dia juga butuh mandi, dan tidak bisa memberikan bau asam pada Helena. Justin mengusap rambut Helena kembali, dan dia melepaskan tangan Helena secara perlahan dari lengannya. Dia harus mandi sekarang, dirinya sudah tidak merasa nyaman dengan bau badannya. “Aku harus mandi sayang. Badanku rasanya lengket dan bau keringat. Atau kau mau mandi bersamaku?” tanya Justin mengedipkan matanya menggoda Helena. Helena yang mendengarnya langsung memukul tangan Justin, dan dirinya beranjak dari tempat duduknya dan melepaskan tangannya dari lengan Justin. Lalu dirinya berjalan menuju balkon kamar Justin, dia sana dirinya duduk, dan Justin yang melihat Helena duduk, tersenyum dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Justin keluar dari dalam kamar mandi, dengan pakaian santainya, dan berjalan mendekati Helena. Dan duduk di samping Helena, dengan meletakkan kepalanya di pundak Helena. Helena menatap pada Justin dan tersenyum melihat pada Justin. Dia menghadap pada Justin, dan menatap wajah tampan Justin yang membuat jantungnya berdetak sangat kencang sekali. Dirinya perlahan memajukan wajahnya dan menempelkan bibirnya di atas bibir Justin. Justin terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Helena pada dirinya. Dia menahan tengkuk Helena dan melumat bibir Helena, menyesap bibir gadis itu. Membuat dirinya kalang kabut dan melumatnya secara kasar. Helena yang merasakan napasnya akan habis, segera mendorong Justin dan meraup sebanyaknya udara. Pipinya bersemu merah, dengan apa yang dilakukan oleh dirinya. Dia memulai lebih dulu tadi, sehingga Justin yang melumat bibirnya. Dia menatap pada celana Justin yang mengembung, dan pipinya langsung bersemu merah dengan apa yang dilihat olehnya. Justin tersenyum. “Dia akan sepert ini, karena aku berdekatan denganmu,” kata Justin tertawa kecil. Helena pernah memuaskan milik Justin menggunakan mulutnya, dia akan melakukannya sekali lagi, agar lelaki itu tidak tersiksa dengan miliknya yang menegang. Justin yang melihat Helena berlutut di depannya dan menyuruh Justin untuk menurunkan celananya. Dengan cepat Justin menuruti apa yang dikatakan oleh gadis itu. Helena menatap milik Justin dengan tatapan terpukaunya. Padahal ini bukan kali pertama dirinya melihat milik Justin yang menegang seperti ini, dia sudah pernah melihatnya. Dan memasukkan milik Justin ke dalam mulutnya. Helena memegang milik Justin, dan langsung memasukkan milik Justin ke dalam mulutnya, membuat Justin menengadah. Dan dia memegang pinggir kursi, dan mengeram dengan apa yang dilakukan oleh gadisnya ini. Helena menatap pada Justin, dan dia sangat senang dengan ekspresi milik Justin yang kenikmatan dengan apa yang dilakukan oleh dirinya. Helena dengan cepat memaju mundurkan milik Justin di dalam mulutnya, sehingga cairan milik Justin tertumpah di dalam mulutnya. Helena mengusap mulutnya, dan dia tersenyum pada Justin. Justin ikut tersenyum. “Kau memang selalu pintar sayang. Kau belajar dari mana?” tanya Justin, dan kembali memasang celananya. Dia tidak bisa membayangkan kalau Helena pernah melakukan ini paa orang lain, dia akan membunuh pria itu. Helena tertawa kecil mendengarnya. Sekarang menonton situs dewasa sangatlah mudah. Apalagi mereka tinggal di Negara yang dibebaskan untuk melakukan apa saja. Dan bahkan memiliki anak tanpa status menikah itu adalah hal yang biasa sekali. “Aku menonton di Hp. Dan aku mempratekkan pada dirimu.” Jawab Helena duduk di samping Justin, dan dirinya sudah dua kali menelan cairan milik Justin. Dan dia tidak merasa jijik sama sekali. Walaupun ada rasa asinnya, namun setelahnya sangat nikmat sekali. Justin menggeleng dengan decak kagumnya. “Kau hanya menonton, tapi kau sangat mahir. Aku penasaran, bagaimana kalau kita melakukan hal lebih?” Justin mengusap paha mulus Helena yang terbuka. Helena mengarahkan tangan Justin untuk masuk ke dalam celananya. Dia sudah basah, bukankah Justin harus bergantian memuaskan dirinya? Helena selama ini belum pernah disentuh secara intens oleh lelaki. Dirinya berdeham pelan, lalu dia memejamkan matanya, ketika Justin menyentuh bagian intimnya dengan sensual. Helena mendesah pelan, dan menatap pada Justin yang menyeringai, dan pria itu segera turun dari kursinya, dan dia membuka celana pendek Helena secara tergesa. Dirinya terpukau melihat milik Helena yang sangat mulus sekali. Justin segera membenamkan wajahnya di paha Helena, dan memainkan bagian intim Helena dengan lidahnya. Helena menggenggam rambut Justin dan menatap Justin dengan tatapan sayunya. Dia hanya sebentar membutuhkan pelepasannya. Dan Justin segera menelan semua cairan milik Helena. Bunyi ponsel membuat Justin dan Helena menatap pada ponsel itu. Justin berjalan mengambil ponselnya, dan dia menatap yang menelepon dirinya adalah sahabatnya, dia mengangkat panggilan telepon itu dan menjauhkan ponselnya dari telinganya. Karena mendengar teriakan dari sahabatnya itu. “JUSTIN SIALAN! KAU DIMANA?! KAMI SUDAH LELAH MENUNGGUMU!” Justin menghela napasnya kasar dan dirinya menatap pada Helena yang menatap penuh penasaran pada dirinya. Justin mematikan sambungan telepon itu, dirinya tidak mau Helena berpikiran yang tidak-tidak dan membuat gadis itu nanti malah tidak mau berdekatan dengan dirinya lagi. “Siapa?” tanya Helena. Dia jelas mendengar suara perempuan tadi di dalam ponsel Justin. Dan dia tidak tahu perempuan itu siapanya Justin. Justin tersenyum mendengarnya lalu dirinya menggeleng. “Aku harus keluar sebentar sayang. Kau tidak masalah di sini, ‘kan?” tanyanya. Helena mendengarnya cemberut. Dan dia tidak mau ditinggalkan di sini, dia mau ikut dengan Justin. Namun dia tidak bisa merengek pada Justin, kalau pria itu menyuruh dirinya untuk tinggal. Maka dia harus tinggal bukan? “Kemana?” tanya Helena. Justin mengusap rambut Helena. “Aku harus bertemu dengan sahabat-sahabatku. Mereka sudah menunggu di salah satu restora. Sebenarnya aku mau mengajak dirimu, namun aku tidak bisa sayang. Karena di sana banyak manusia gila yang akan membuat dirimu pusing nantinya.” Kata Justin, dia tidak akan membawa Helena ke tempat para temannya. Semua temannya tidak ada yang beres. Dan pria di sana suka sekali menatap gadis yang menurut mereka menarik dengan tatapan seolah menelanjangi. Dan Justin tidak mau Helena menjadi bahan fantasy dari lelaki b***t yang sayang sekali adalah sahabatnya. “Kenapa? Aku mau kenal dengan teman-teman kamu. Dan aku di rumah sangat bosan!” kata Helena mengentakkan kakinya. Padahal tadi dia berharap Justin akan di rumah saja, karena pria itu libur bekerja. Sehingga bisa menemani dirinya seharian. Justin mendengarnya menghela napasnya, dia bukan tidak mau mengajak Helena. Tapi, dia sudah bilang bukan alasannya. “Sayang, kamu di rumah saja. Aku akan mengajakmu nanti malam keluar. Dan kau bisa pergi kemanapun yang kau mau,” ucap Justin menatap Helena dengan tatapan meyakinkannya. Helena mendengarnya mengangguk, dirinya terpaksa untuk menuruti apa yang dikatakan oleh Justin, kalau dirinya di rumah saja dan tidak boleh kemanapun. Dan dia tidak akan ikut dengan Justin, dia juga tidak mau ditatap dengan tatapan m***m oleh para teman Justin nantinya. Cukup dirinya ditatap m***m saja oleh Justin. Malahan dirinya sangat senang saat dirinya ditatap m***m oleh Justin. “Baiklah, aku akan di rumah saja, aku tidak akan kemanapun.” Kata Helena. Justin mendengarnya tersenyum dengan Helena yang mau menuruti apa yang dikatakan oleh dirinya. Justin berjalan menuju walk in closet dirinya mengganti pakaiannya, dan matanya melihat pada Helena yang mengikuti dirinya dari belakang. Dia tidak masalah membuka pakaiannya di depan Helena. Lagian gadis itu sudah menatap bagian intim dirinya. Helena yang melihat tubuh telanjang Justin, merasakan pipinya memerah, dan dia menatap ke arah lain. Dan dirinya menatap pada sebuah parfum di dalam sana. Dia berjalan mendekati parfum itu dan mengambilnya. Wanginya sangat harum sekali. Dan parfum ini agak lembut. Justin yang melihatnya tersenyum. “Kamu mau itu sayang?” tanya Justin. Helena yang mendengar pertanyaan Justin menggeleng. Dia tidak mau ini, lagian dirinya hanya mencium bau parfum ini. Dan tidak berniat untuk mengambilnya. “Tidak. Aku hanya mau menciumnya saja dan tidak berniat untuk mengambilnya,” ucap Helena dan meletakkan kembali parfum itu. Justin mendengarnya tersenyum kecil. Dirinya tidak masalah kalau Helena mau memiliki parfum itu, bahkan dirinya akan membelikan Helena parfum yang lebih mahal lagi nantinya. “Aku tidak masalah sayang. Atau kau pesan saja parfum yang kau mau sayang,” ucap Justin dan dirinya memberikan ponselnya pada Helena. Helena mengambil ponsel itu dan mengerutkan keningnya. “Aku tidak mau memesan parfum itu,” ucap Helena. Justin berdecak pelan. “Pesan apa pun yang kau inginkan. Aku tidak mau kau tidak memesan barang yang kau mau. Ponsel itu ada aplikas Mbangking dan paswordnya adalah tanggal lahirmu,” ucap Justin, dan dia keluar dari dalam walk in closet. Helena mengikutinya dari belakang, dan dirinya tersenyum. Berarti dirinya bisa memesan makanan yang banyak juga? Dia sudah membayangkan banyak makanan yang membuat perutnya terasa sangat lapar sekarang. “Kau juga bisa memesan makanan yang kau inginkan. Dan suruh penjaga di depan untuk mengambil pesanan dirimu,” ucap Justin dan mengecup kening Helena. Dirinya akan pergi sekarang, dan merasa malas sebenarnya untuk pergi. Karena meninggalkan Helena di rumah sendirian. Dia sudah membayangkan waktu berduaan dengan Helena seharian ini. Namun para setan itu malah mengganggu kesenangan dirinya, dengan mengajak dirinya untuk berkumpul. Mereka seperti ibu-ibu saja ingin berkumpul. Padahal mereka tidak perlu berkumpul, dan membuat sebagian dari mereka mabuk nantinya. “Aku akan pergi sekarang sayang. Baik-baik di rumah, kau bisa menelepon diriku dengan nomorku yang lain, dan nomornya ada di dalam ponsel yang kau pegang sekarang,” ucap Justin diangguki oleh Helena. Helena melambaikan tangannya pada Justin saat pria itu berjalan keluar dari dalam kamar. Helena membawa ponsel Justin ke atas ranjang dan berbaring di sana, dirinya mulai membuka aplikasi berbelanja dan matanya melihat pada mainan seks. Bibirnya tergigit, dan dia merasa bimbang dengan pemikirannya sekarang. Namun tangannya sudah bergerak untuk memesan mainan seks itu, dirinya tahu, apa yang dilakukan oleh dirinya sekarang sangatlah gila sekali. Karena ini sama saja dia ingin melakukan seks dengan Justin dalam waktu dekat. Tapi, menikah dulu dengan pria itu. Sehingga dirinya bisa melakukan semuanya dengan benar, dan dirinya tidak perlu takut, saat Justin ingin meninggalkan dirinya. Helena tertawa kecil, dan dirinya tengkurap dan memesan banyak makanan yang menurutnya enak, dan dia juga memesan banyak minuman. Helena beralih melihat isi galeri di ponsel Justin. Dirinya terkejut dengan banyaknya foto dirinya yang diambil secara diam-diam. Dan foto-foto itu diambil saat dirinya berada di tempat kerjanya, dan juga saat Helena berbicara dengan wanita tua dan lainnya. Helena menggeleng pelan. Segila apa Justin pada dirinya, sehingga pria itu menguntit dirinya, dan memfoto dirinya diam-diam. Namun Helena tidak merasa takut, malahan dirinya sangat senang sekali, kalau memang Justin mencintai dirinya. Dia sangat senang dengan Justin mencintai dirinya, dan menguntit dirinya. Dia melihat foto hot Justin yang melepaskan pakaiannya dan hanya memakai kolor saja. Fantasy Helena kembali melayang, dan perlahan tangannya masuk ke dalam celananya, dan dia mulai membelai lembut miliknya. “Eguhh…. Justin. Perkosa aku. Masukkan milikmu!” gumam Helena sedang martubasi sendiri, dan membayangkan milik Justin yang memasuki dirinya dan memaju mundurkan miliknya dengan kasar di dalam miliknya. Helena memang sudah gila. Dan dia gila semenjak masuk ke dalam kehidupan Justin, dan ingin pria itu terus bersama dirinya, dan mereka akan saling memuaskan satu sama lain. Dia harus segera menerima Justin untuk menikah dengannya. Dia tidak mau berkhayal seperti ini terus, yang membuat dirinya bagaikan seorang jalang. Tapi, dia akan menjadi jalang hanya pada Justin saja, tidak untuk pria lain. Karena yang diinginkan oleh tubuhnya hanya Justin tidak sentuhan pria lain. Justin membuat dirinya mabuk, dan ingin mengulum milik pria itu di mulutnya. Yang amat besar dan tidak mampu untuk masuk ke dalam mulutnya sepenuhnya, dan Helena sering tersedak dengan milik Justin yang besar nan panjang itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD