"Mas, kenapa sih datang kesini. Mas buat rusuh saja deh, masih pagi lagi". Raka tertawa ia membelai wajah Dea dengan jemarinya. "Maaf, mas tahu, mas datang di waktu yang tidak tepat". "Terus kenapa datang kalau begitu". "Karena mas, sudah tidak sabar ingin bertemu kamu" ucap Raka, ia lalu menggenggam jemari Dea, lalu di kecupnya. "Masih ada kan kesempatan untuk mas?" Tanya Raka. Dea menatap iris mata Raka, Raka membalas tatapannya, lalu sedetik kemudian Dea mengangguk. "Iya" ucapnya pelan. Raka tersenyum, "Thank's God". Jujur ia memang mencintai Raka semenjak pertama kali bertemu, karena Rafa lah ia menolak Raka. "Tapi Dea mau pergi mas". Raka mengerutkan dahi, "Kamu mau kemana? Kamu mencoba pergi dari hadapan saya?". Dea tersenyum, "Saya hanya mau pergi liburan sebentar". "Libu