50

1247 Words

Adiraja menatap lekat wajah istrinya yang tertidur pulas di atas ranjang kamar pribadinya, tepat di ruang CEO Mahadipa Group. Matanya lelah, tapi lembut. Terselip kekaguman sekaligus kekhawatiran di balik sorotnya. Bibir Nayara yang sedikit terbuka, napasnya yang teratur, dan suara dengkuran halus yang tak pernah gagal meluluhkan sisi tergelap dalam diri Adiraja—semua itu membuatnya ingin tinggal lebih lama di sini. Namun dunia luar menuntutnya kembali. Adiraja mengenakan kemeja hitam pekat yang membalut tubuh tegapnya, menyisir rambutnya dengan tangan sembari mengambil jam tangan dari atas meja. Dia menatap sekali lagi ke arah ranjang. "Aku akan kembali, baby," gumamnya lirih. "Tapi aku harap saat kau benar-benar siap... ceritakan segalanya padaku. Aku ingin tahu bukan karena curiga,

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD