53

1493 Words

Langit Surabaya mulai murung. Jam enam sore telah berubah kelam lebih cepat dari biasanya. Gerimis tipis turun membasahi kaca depan mobil Range Rover milik Nayara. Ia duduk diam, membenamkan wajahnya di atas kemudi, bahunya bergetar pelan. Tangis yang ditahan sepanjang hari akhirnya tumpah. Hatinya seperti terhimpit ribuan beban. Bukan karena kesalahan orang lain… tapi karena dirinya sendiri. “Maafkan aku, Mas…” gumamnya pelan, nyaris tak terdengar oleh siapa pun kecuali dirinya sendiri. Ya.. Karena memang saat ini dirinya sendiri. Ia telah memilih untuk diam, menutupi cerita kelam masa lalunya. Awalnya Nayara hanya datang untuk menghancurkan, membalas, menusuk balik nama Mahadipa yang pernah menghancurkan keluarganya. Tapi siapa sangka… semua itu menjadi jebakan bagi hatinya sendiri.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD