Bab 3

910 Words
Di kantor, Juan menatap berkas yang ada di tangannya dengan mengepalkan tangannya. "Cari tau lagi apa yang dia lakukan, aku ingin semua informasinya." Kata Juan kepada asiatennya yang di mengerti olehnya dan langaung keluar dari sana. "Br*ngsek." Umpat Juan. Dia tidak pernah sampai semarah ini kepada seseorang, apalagi dia adalah orang terdekatnya. "Kau bermain di belakang? Akan aku tunjukkan bagaimana caranya bermain di belakang yang sesungguhnya." Gumam Juan. ***** Sedangkan di mansion, Luna yang tidak memiliki kesibukan apapun memilih untuk mengantarkan suaminya makan siang, dia juga ingin memperbaiki hubungan mereka yang semakin hari memang semakin memburuk, entah kenapa semakin hari Arthur semakin tidak betah di rumah, semenjak kematian ayah tirinya, di selalu fokus kerja dengan alasan untuk memenangkan warisan ayahnya. Saat sampai di kantor, Luna langsung melangkahkan kakinya ke ruangan Arthur namun asistennya mencegahnya. "Nyonya Luna." Ucap Refo. Dia sejujurnya terkejut karena ada istri bosnya yang tiba-tiba datang di kantor suaminya. "Tuan Arthur sedang meting bersama klien, Nyonya." Kata Refo yang membuat Luna memgerutkan dahinya. "Lalu kenapa kau malah di sini? Kenapa tidak ikut meting?" Tanya Luna. "Saya di tugaskan Tuan Arthur untuk menyelesaikan beberapa berkas, untuk itu Tuan Arthur sendiri yang menghandlenya." Kata Refo. "Sudah dari tadi? Ini sudah masuk jam makan siang, seharusnya mereka sudah selesai." Kata Luna. "Mereka baru mulai, Nyonya. Sebelumnya Tuan Arthur sudah makan bersama saya." Kata Refo yang membuat Luna sebenarnya kecewa. "Biasanya berapa jam?" Tanya Luna yang melihat ke arah jam yang melingkar di tangannya. "Sekitar dua jam, Nyonya!" Kata Refo. Luna menghela nafas panjangnya. "Baiklah, katakan kepada Arthur jika tadi aku ke sini, berikan ini padanya." Kata Luna yang di angguki oleh Refo. Luna memilih pergi dari sana dan tentu saja tidak ingin menganggu suaminya jika soal pekerjaan, Arthur sangat sensitif jika di ganggu soal pekerjaannya karena dia benar-benar penggila kerja untuk memenangkan warisan ayah tirinya. Refo sendiri menghela nafasnya lega karena istri bosnya percaya saja dengan perkataannya. Padahal di dalam bahkan suaminya bermain gila dengan perempuan lain yang memang selama ini selalu datang di kantornya. "Aaah, Sayang— Lenguh seorang wanita yang berada di dalam ruangan Arthur. Arthur terus menghvjam wanita yang ada di depannya dengan semangat karena miliknya benar-benar nikmat dan berbeda dengan istrinya. Tak lama lenguhan panjang terdengar dari bibir mereka yang menandakan jika keduanya mendapatkan pelepasannya. Arthur bahkan mencengkram erat pntat wanita di depannya karena benar-benar merasakan kepuasan. Dia menciumi leher belakang wanita di depannya yang membuat wanita itu tersenyum miring. "Entah kenapa denganmu aku merasa puas dan bisa tahan lama, tapi dengan Luna aku tidak pernah bisa tahan lebih lama dan merasa lelah." Kata Arthur yang kini mengelap bekas percintaan mereka dan mendudukkan wanita cantik ini di atas pangkuannya. "Karena saat pagi kau sudah melakukannya denganku mungkin, jadi saat bagian dia, dia mendapatkan lelahmu saja." Ucap wanita itu dengan kekehan. "Hm mungkin saja," kata Arthur. "Aku sangat menyukai milikmu," bisik wanita itu yang membuat Arthur tertawa. "Aku juga menyukai milikmu, untuk itu aku tidak bisa jika tidak satu hri bermain denganmu. Soraya!" Ucap Arthur yang membuat Soraya tersenyum. "Lalu kapan kau akan meninggalakannya dan akan menikahiku, ingat! ." Kata Soraya. "Tenang saja, saat aku sudah mendapatkan warisan dari ayah tiriku, aku akan menceraikannya." Ucap Arthur. Dia memang berencana ingin menceraikan Luna, meakipun dia sebenarnya mencintai Luna, namun dia sepertinya lebih memilik Soraya karena permainan ranjangnya tidak monoton dan enak kenapa dia suka dengan Soraya karena dengannya dia bisa bermain lebih lama. Memang dia mengakui jika meskipun terasa lelah saat melakukannya dengan Luna, tapi milik istrinya lebih menggigit, untuk itu miliknya tidak bisa tahan lama jika sudah berhubungan dengannya. Namun terlalu cepat juga tidak Arthur sukai. ***** Di tempat lain, Luna sedang berada di butiknya, dia seorang desainer dan membuka butik yang lumayan besar di negara ini, bajunya pun banyak sekali artis yang memakainya. Selain desainnya bagus, Luna mendapatkan nama dari keluarga suaminya, lebih tepatnya keluarga ayah tirinya, yaitu keluarga Martin. Untuk itu butik dan namanya semakin melambung tinggi dan sangat di sukai oleh kalangan orang kaya. Luna berada di sana sampai sore, dia tau jika Arthur mengatakan jika dia akan pulang terlambat, untuk itu dia memilih untuk berada di butik lebih lama terlebih ada beberapa pesanan yang harus dia kerjakan. Saat pukul enam sore, Luna baru pulang ke mansion dan ternyata di sana Arthur belum juga kembali. "Lembur seperti apa dia, kenapa sampai jam segini belum pulang." Gumam Luna yang tentu saja kesal dengan suaminya. Padahal dia besok sudah ingin di tinggalkan ke luar kota selama beberapa hari, tapi malam ini dia bahkan belum pulang. Luna menghela nafas panjangnya dan akhirnya membersihkan dirinya, dia turun ke bawah yang tadinya ingin makan malam, dia terkejut karena ternyata di meja makan sudah ada Juan yang juga ingin makan. Padahal dia tadi tidak melihat mobilnya dan mengira jika Juan juga mungkin akan lembur sama selerti suaminya. Sudah tanggung, akhirnya Luna pun berjalan menghampiri Juan dan duduk di tempatnya. Entah kenapa Luna menjadi sangat canggung dengan kakak iparnya apalagi saat dia menatapnya. "Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanya Luna yang akhirnya memberanikah diri untuk bertanya. "Apa ada larangan?" "Kau membuatku tidak nyaman." "Kau akan berasa nyaman saat waktunya." Kata Juan yang membuat Luna benar-benar tidak mengerti dengan pemataan Juan, namun ketika dia ingin menjawabnya, para pelayan sudah menyiapkan makana mereka yang akhirnya dia hanya diam saja dan tidak menjawab. Luna sendiri bisa melihat jika Juan tersenyum miring yang sepertinya memiliki pemikiran yang tidak-tidak dengannya. Dia bahkan sampai melihat ke arah tubuhnya. 'Pakaianku tidak salah, sebenarnya dia sedang memandangi apa?' Batin Luna
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD