Keesokkan paginya, Luna terbangun dan seperti bisa, Athur seakan-akan bertingkah selerti tidak terjadi apapun di antara keduanya, padahal Luna semalam sangat kesal dengannya.
"Sayang! Mungkin besok aku akan menginap di luar kota selama tiga hari. Nanti tolong siapkan keperluanku." Kata Arthur sambil bersiap.
"Ke luar kota lagi? Kau baru minggu lalu pergi ke luar kota, kenapa sekarang pergi lagi. Dalam satu bulan ini kau sering sekali pergi ke luar kota. Lagi pula bukannya besok adalah hari libur?" Kata Luna memprotes,
"Kau tau sendiri aku harus memenangkan proyek lebih banyak dari pada Juan, aku harus mendapatkan warisan lebih banyak darinya. Para klien meminta janji temu besok, untuk itu aku tidak bisa menolaknya." Kata Arthur.
"Jangan terlalu di paksa, warisan yang di berikan Papa sebenarnya sudah banyak, jangan sampai menjadikanmu serakah hanya karena warisan, dia kakakmu." Kata Luna yang membuat Arthur menghela mafas panjangnya.
"Aku melakukan ini untuk masa depan kita, kenapa kau malah cerewet dan tidak mendukungku? Bukankah kau selalu mendukung apapun yang aku lakukan." Kata Arthur yang mulai mengomeli Luna.
"Aku hanya tidak mau kau bertengkar dengan saudaramu karena hal ini dan menjadikanmu akhirnya memiliki masalah dengannya." Kata Luna.
"Aku tidak akan bertengkar dengannya, warisan itu memang Papa buat untuk kita berdua agar lebih serius dengan pekerjaan dan perusahaan keuarga, jika pun aku mendapatkannya, Juan tidak akan marah padaku, tenang saj, dia tidak gila harta karena ibunya sendiri sebenarnya sudah kaya." Kata Arthur.
"Juan tidak akan marah jika kau memang beraungguh-sungguh dan tidak curang, kau tidak curang kan?" Tanya Luna.
"Jika aku curang, aku akan bersantai di mansion bersamamu, nyatanya kau lihat sendiri jika aku sangat sibuk dengan pekerjaanku,"
"Kau ini kenapa? Tiba-tiba saja kau menuduhku berbuat curang." Kata Arthur yang kesal dengan Luna.
"Sudahlah, tidak peru di bahas," ucap Arthur yang malas berdebat dengan Lunq pagi-pagi.
Luna akhirnya diam, dia hanya takut jika karena warisan, Arrhur jadi lupa diri dan menjadi serakah, meskipun memang benar. Jika Juan sebelumnya sudah kaya karena ibunya juga, namun ayahnya pun juga sangat kaya, entah apa yang membuat ayah Juan memberikan syarat seperti itu kepada anak-anaknya.
Juan Martin, adalah anak tunggal dari Johan Martin, ibu Juan sudah meninggal saat Juan masih remaja, Johan menikah lagi dengan perempuan yang sudah memiliki anak satu yaitu Ana, dia adalah ibu dari Arthur. Namun ibunya juga sudah meninggal, tak lama ini ayah mereka juga meninggal, dia meninggalkan warisan kepada Juan dan Arthur meskipun Arthur bukan anak kandungnya.
Namun ada syarat untuk mendapatkan bagian besar dari warisan Johan, yaitu jika salah satunya dalam satu tahun bisa mendapatkan keuntungan terbanyak dari perusahaan merwka yang sedang merwka handle sekarang, maka warisan paling banyak akan jatuh kepadanya.
Untuk itu Arthur selalu bekerja keras unruk mendapatkan warisan itu untuk masa depannya.
Di meja makan, Luna membantu para pelayan menyiapkan sarapan untuk mereka.
Dia sini Luna hanya tinggal dengan suami dan kakak iparnya, Arthur sendiri tidak ingin meninggalkan mansion mewat milik ayah Juan karena dia pun ingin mempertahankan mansion ini, sedangkan Juan sendiri tentu saja tidak mau keluar karena banyak kenangan di mansion ini dengan ibunya.
Hubungan Arthur dan Juan pun sebenarnya baik-baik saja, hanya saja mereka memang sangat jawabg mengobrol jika tidak terlalu penting, sikap Juan yang sangat di gin juga membuat Arthur malas mengajak bicara kakak tirinya.
Tak lama, Arthur turun dan duduk di samping Luna dan di susul Juan yang juga turun dengan wajah dinginnya.
Luna sendiri entah kenapa menjadi tergugup akibat semalam, dia sedikit canggung dengan Juan namun berusaha mentutupinya.
Mereka sarapan terlebih dahulu bahkan tanpa pembicaraan apapun.
"Juan, ada salah satu temanku membutuhkan pekerjaan, bisakah kau menerimanya di kantormu?" Kata Arthur setelah selesai sarapan.
"Kenapa tidak kau masukan sendiri di kantormu?" Tanyanya.
"Di kantorku masih belum membutuhkan karyawan baru, dia adalah sahabtku dulu saat sekolah, aku kasihan dengannya karena dia beluk memiliki pekerjaan." Kata Arthur yang membuat Juan terdiam sebentar.
"Aku aku kabari lagi nanti." Kata Juan yang membuat Arthur tersenyum miring.
Juan kembali ke kamarnya terlebih dahulu dan mengambil tasnya, sedangkan Arthur langsung berangkat karena dia ada meting pagi.
"Temanmu yang mana? Aku tidak tau. Apa dia perempuan?" Tanya Luna yang mengangarkan Arthur di depan pintu.
"Kau tidak mengenalnya, dia teman kecilku." Kata Arthur yang akhirnya di angguki saja oleh Luna.
"Sayang! Malam ini pulanglah cepat." Kata Luna menggoda suaminya.
"Aku memiliki sesuatu denganmu." Kata Luna yang membuat Artjur mengerutkan dahiny.
"Apa?" Tanya Arthur.
"Kau akan tau nanti, aku menunggumu." Kata Luna yang akhirny di angguki saja oleh Arthur.
Arthur meumat bibir istrinya sebentar sebelum akhirnya dia berangkat.
Luna tersenyum dan
Melambaikan tangannya ketika mobil Arthur sudah melaju meninggalkan halaman Mansion.
Dia berbalik dan terkejut bahkan hampir terjatuh ketika ternyata Juan ada di belakangnya, beruntung Juan menangkap tubuh Luna yang membuat Luna tidak jatuh.
Luna melototkan matanya ketika Juan bahkan tidak melepas pelukannya.
"M-maafkan aku. Aku tidak tau jika kau tiba-tiba ada di belakangku." Kata Luna menelan salivanya dengan susah. Ini pertama kalinya Luna bersentuhan fisik dengan kakak iparnya dan tubuhmya ternyata sangat keras dan memang terasa atletis.
Luna menegakkan tubuhnya dan ingin melepaskan diri dari Juan tapi Juan malah merapatkannya yang membuat Luna menegang.
"Lepaskan aku, Juan!" Ucap Luna yang berusaha melepaskan diri karena takut ada pelayan yang melihatnya.
Juan tersenyum miring dan akhirnya melepaskannya, dia sangat tau jika Luna sekarang sedang takut jika ada yang melihat ke arah mereka yang sedang berpelukan meskipun itu tidak sengaja.
"Kau sangat wangi." Kata Juan sedikit berbisik di ddekat Luna yang membuat Luna terkejut dan merinding sendiri.
Juan tersenyum tipis lalu keluar dari mansion dan melajukan mobilnya menuju perusahaan.
"Ada apa sebenanrya dengan Juan? Dia berbeda sekali sedari semalam," gumam Luna karena selama dua tahun tinggal di mansion ini, sikap Juan dingin padanya namun semenjak semalam, dia merasa jika Juan berbeda dan terang-terangan seperti menggodanya.