"Tama …. !" Terdengar teriakan keras yang langsung membangunkan Tama dan Kinanti. Betapa kagetnya Tama dan Kinanti saat melihat semua keluarganya ada di kamar minus Papa. Eyang putri menatap Tama dan Kinanti sambil melipat tangannya. Sedangkan Aileen bengong dengan mulut menganga. Luna menutup mata Bian dengan tangannya dan menarik bocah tampan itu keluar kamar. Sedangkan Mama tersenyum senang secara batinnya bilang kalau dia bakal dapat cucu. Kinanti bersembunyi di belakang Tama, air matanya mulai keluar. Lambat laun semuanya akan terbongkar. "Eyang tunggu di depan," ucap Eyang Putri lalu berjalan keluar kamar diikuti Mama dan juga Aileen. "Mas bagaimana ini ?" Kinanti gemetar karena terlalu takut, hingga rasa perih di bagian bawah menjadi tidak terasa. "Tenang sayang … lebih baik

