POV Dirga 6

1197 Words

“Ma… maaf. Aku gak becus jaga Tara,” ujarku pelan, kepala tertunduk dalam, suaraku nyaris tenggelam di antara isak yang kutahan. Mama menggeleng pelan, menatapku dengan mata yang lembut namun menyimpan duka. “Bukan salahmu, Nak. Semua yang terjadi pada Tara sudah digariskan begitu,” ucapnya tenang. “Tapi, Ma—” “Sudahlah, Nak,” potongnya lembut sambil menggenggam tanganku erat. “Jangan terus menyalahkan diri sendiri. Sekarang yang bisa kita lakukan cuma satu—berdoa. Berdoa supaya Tara segera sadar.” Mama baru tiba di Jakarta beberapa jam lalu, dijemput oleh orang kepercayaan Opa. Meski dari luar terlihat tenang, aku tahu benar—ada kecewa, ada sedih, dan ada luka yang Mama sembunyikan di balik tatapannya yang teduh itu. Aku menunduk, tak sanggup menatap mata beliau lebih lama. “Aku jan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD