Kita menepi pada Airin dan Adit sejenak. . . . Adit keluar dari kamarnya dengan helaan napas yang sesak. Apa yang sebenarnya ia harapkan? Sebutir harap sempat menghinggapi hatinya. Adit berharap Airin akan mencegahnya. Ia sempat berharap Airin akan melarangnya untuk memberitahukan semua yang terjadi kepada sang tante. Adit sempat mengira bahwa Airin memiliki pemikiran yang sama dengannya. Yaitu mereka bisa berpura-pura untuk baik-baik saja untuk sejenak. Tapi sepertinya … Tekad dan keinginan Airin untuk berpisah memang sudah bulat. Hati perempuan itu sepertinya sudah membeku. Airin seakan sudah menutup pintu hatinya untuk Adit. Segala sikap yang ia tunjukkan penuh dengan kebencian dan juga amarah yang selalu menggebu-gebu. Sang tante yang masih duduk di sofa pun memerhatikan gelag