Bab 1B

812 Words
Tujuh tahun lalu, Keiden mengingat kembali masa sekolah nya bersama dengan Clarissa. Wanita itu nampak begitu berbeda, dari tubuh nya yang dulu gendut dan jelek berbeda dengan sekarang yang kurus dan kecil. Keiden yang sudah mengenal ketampanan dari dulu, seringkali menganggu Clarissa. Menjahili wanita itu adalah hobi nya setiap saat ketika merasa lelah belajar, hingga suatu hari Keiden menyadari akan dirinya yang menyukai Clarissa. Keiden memberikan surat cinta diatas tumpukan buku pelajaran Clarissa, saat wanita itu tidak berada disana. Keiden menunggu wanita itu hingga Clarissa pun datang sembari menangis didalam kelas. Keiden dengan cool nya menghampiri Clarissa. "Kamu tahu, dirimu semakin jelek saat menangis." Ucap Keiden berusaha menhentikan tangisan Clarissa dengan cara yang berbeda. Clarissa melihat surat yang diatas tumpukan buku nya, lalu tanpa dibaca nya wanita itu remukan dihadapan Keiden. "Apa menurut mu ini lucu?!" Ujar Clarissa melemparkan nya dihadapan Keiden. Clarissa pikir surat itu adalah bentuk ejekan Keiden tentang dirinya yang baru saja ditolak oleh seseorang yang disukai nya. Wanita itu baru saja mengungkapkan rasa suka nya lewat surat cinta, yang sebenarnya Keiden pun tidak mengetahuinya. "Pak." Panggil Clarissa. Keiden menyadarkan dirinya, lalu melihat kearah luar. "Sudah sampai ya." Gumam Keiden. Dan begitulah akhir kisah nya dengan Clarissa tujuh tahun lalu, hingga Keiden meninggalkan wanita itu untuk sekolah keluar negri. Keiden turun dari mobil nya, melangkah masuk kedalam restaurant mewah di sana. "Duduklah disana, tunggu dan jangan melakukan apapun sebelum saya perintahkan." Ucap Keiden yang diangguki oleh Clarissa. Keiden berjalan menuju ke investor berada, dirinya mengobrol dengan serius setelah makan siang. Keiden nampak berfikir denga keras seperti biasanya ketika mendapat tawaran membuka cabang baru. "Kalau begitu kita bicarakan seminggu lagi." Ucap Keiden ketika melihat jam sudah menujukan pukul tiga sore, tak terasa memang saat diri nya tengah membicarakan bisnis. Ia bahkan lupa dengan keberadaan Clarissa di dekat sana, wanita itu nampak tertidur diatas meja tanpa ada nya makanan dan minumam. Keiden mengangguk mengucapkan terimakasih kepada calon investor nya, ia segera menghampiri Clarissa setelah tamu nya sudah pergi. "Hei, bangunlah." Ucap Keiden. Dilihat-lihat Clarissa memang sangat kurus, kira-kira dimana ia membuang lemak nya yang dulu. "Oh maaf pak saya baru bangun." Ucap Clarissa sembari membereskan tatanan baju nya. Keiden duduk dihadapan wanita itu, lalu mengangkat tangan nya untuk memesan beberapa makanan. Lima belas menit setelah nya makanan datang dihadapan mereka. "Makan dulu, baru pulang." Ucap Keiden. Clarissa mengangguk. "Dimana semua lemak yang kamu miliki saat sekolah dulu?" Tanya Keiden membuat wanita itu menghentikan makan nya. "Kenapa memang nya, mau membuli ku lagi?" Tanya Clarissa dengan kesal. Keiden tersenyum miring. "Kamu memang aneh ya, dulu saat disekolah tidak ada yang mau membantu piket. Karena hanya aku yang selalu menemanimu, tetapi seperti inikah balasan mu kepada ku?" Tanya Keiden berpura-pura tersakiti, padahal dia yang suka membuat Clarissa merasa terbulli walau pun menurut Keiden itu adalah bukti perhatian nya. "Tutup mulut mu, aku berusaha menahan selama ini karena kamu bos ku." Ucap Clarissa kembali memakan makanan nya dengan lahap. Keiden tersenyum kecil, lalu mengambil sisa makanan di ujung bibir Clarissa dan mengelap nya. "Makan nya jangan buru-buru cebol." Ucap Keiden melihat Clarissa yang kini mirip anak kecil. "Hey. Jangan panggil aku begitu." Ucap Clarissa dengan pandangan kesal. "Mulai sekarang kalau kamu berani melawan, kamu saya pecat. Jadi, jaga bicara mu dan pakailah bahasa formal seperti bos dan bawahan." Ucap Keiden meninggalkan Clarissa sendirian disana. Clarissa dengan buru-buru menghabiskan makanan nya, lalu menyusul Keiden yang terlalu cepat berjalan menuju ke mobil. Didalam mobil Keiden melihat Clarissa yang berlari menuju kearah nya, pria itu memanyunkan bibir nya sebentar dan berfikir. "Seperti lemak nya terbakar karena dia sering marah-marah." Gumam Keiden. Clarissa berhasil masuk ke mobil. "Jalan kerumah." Perintah Keiden pada sang supir. Clarissa nampak terlihat berfikir, lalu segera menatap Keiden dengan ekspresi tanda tanya. "Bukankah kita akan pulang kekantor?" Tanya Clarissa mencoba untuk kembali sopan pada atasan nya. Keiden menggelengkan kepalanya. "Saya sudah bilang kalau sekretaris yang bertugas harus bekerja dua puluh empat jam merawat saya." Jawab Keiden membuat Clarissa melebarkan mulutnya tak menyangka ia akan terjebak dalam kehidupan pria yang pernah membuli nya dulu. Kini giliran Clarissa yang mengingat kembali kejadian tujuh tahun lalu. Clarissa dilempari banyak sekali sampah-sampah kertas dan rautan sembari mengejek nya gendut oleh teman-teman nya. Lalu datanglah seorang yang tak lain Keiden, pria itu berteriak menhentikan teman sekelas nya untuk membuli Clarissa. "Mulai saat ini, berhentilah membuli nya!" Ucap Keiden ditengah kelas sembari merangkul tubuh gendut dan jelek Clarissa. Teman-teman nya pun diam dan tidak berkutik. "Selanjutnya, hanya aku yang boleh membuli nya." Lanjut Keiden sembari tersenyum miring pada Clarissa, semua orang disana menertawakan nya termasuk Keiden. Clarissa menghela napasnya, kejadian tujuh tahun lalu itu memang tidak bisa ia lupakan dengan mudah. Karena itulah sekarang ia berhasil menguruskan badan dan menjadi lebih cantik dari sebelum nya. "Baiklah, kalau begitu kapak saya bisa pulang untuk beristirahat?" Tanya Clarissa. Keiden pura-pura berfikir. "Kata siapa kamu boleh pulang?" Tanya Keiden membuat Clarissa mengerutkan keningnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD